Monday, December 19, 2011

Chronicles Of Ancient Darkness : Ghost Hunter

source:kutukutubuku,com
ISBN13 : 9786028590235
Penulis : Michelle Paver
Penerbit : Matahati
Tanggal terbit : April 2011
Jumlah Halaman : 350
Jenis Cover : Soft Cover
Kategori : Fantasi
Text Bahasa : Indonesia




Ghost Hunter merupakan buku ke-6 dari serial Chronicle Of Ancient Darkness karangan Michelle Paver. Serial ini dimulai dengan buku pertama yaitu Wolf Brother, dilanjutkan dengan Spirit Walker, lalu Soul Eater ke Outcast, diteruskan oleh Oathbreaker dan ditutup dengan Ghost Hunter.

Melalui serial ini, Paver membawa kita ke 6000 tahun lalu di masa jaman batu. Kala itu dunia masih berupa satu daratan besar, manusia hidup dalam klan, membuat peralatan dari batu dan tulang serta percaya pada kekuatan dewa dan roh-roh pelindung alam. Satu diantara klan-klan itu adalah klan Serigala. Klan yang terkenal dengan kemisteriusannya namun kini telah punah. Ya...1 klan itu telah lenyap kecuali Torak dan ayahnya.

Buku pertama (Wolf Brother) dibuka dengan pertarungan Torak dan ayahnya (Fa) melawan setan berwujud beruang. Sebelum meninggal, Fa berpesan agar Torak mencari gunung Roh Dunia (yang ada dalam legenda) untuk mengalahkan beruang setan tersebut. Dalam perjalanannya, Torak bersahabat dengan seekor serigala yang juga sebatang kara. Satu keistimewaan Torak dan Serigala adalah mereka bisa berkomunikasi dan saling mengerti perasaan satu sama lain.
Garis takdir juga membawa Torak berkenalan dengan klan Gagak dan menjalin persahabatan dengan Fin Kedinn, kepala suku klan Gagak dan Renn, keponakan Fin Kedinn. Dari klan Gagak-lah Torak mengetahui situasi dunia saat itu setelah selama ini hidup tersembunyi bersama Fa.

Kala itu, dunia dikuasai oleh para Pemangsa Arwah yang merupakan sekelompok dukun klan yang tergoda pada kekuasaan dan menggunakan kekuatan mereka untuk kejahatan. Beruang setan pun merupakan salah satu perbuatan mereka. Karenanya, ketika misi Torak untuk membasmi beruang telah usai, dia memulai misi lain yaitu : mencari dan memusnahkan para Pemangsa Arwah.

Nanti, pada buku-buku berikutnya, juga akan terungkap lebih banyak tentang latar belakang Torak, Fa, Fin Kedinn, Renn, para Pemangsa Arwah juga alasan kenapa Fa menyembunyikan Torak selama 12 tahun pertama kehidupannya. Ada banyak twist dan kejutan yang diberikan Paver sepanjang serial ini. Kejutan yang tak terduga dan tak disangka(ya namanya juga kejutan sih..hehehe xp), dan membuat cerita ini makin seru dan bikin penasaran.

Dan jangan melupakan tokoh-tokoh yang hanya muncul selintas di awal seri ini. Karena, sama seperti di Harry Potter, tokoh yang hanya muncul sekilas dan gak penting di buku pertama, ternyata jadi tokoh kunci nantinya. Membuat Anda akan penasaran untuk rerun buku pertama, demi menyegarkan ingatan akan si tokoh-yang-munculnya-sekilas itu.

Lalu bagaimana dengan buku ke-6 sekaligus pamungkas dalam serial ini?

Pada buku ke-6, Torak sudah berumur 18 tahun. Sudah banyak pengkhianatan dan kesedihan yang dia alami. Hubungannya dengan Renn dan Serigala pun sudah mengalami banyak pasang surut hingga menjadi seintens sekarang. Dan sudah 4 Pemangsa Arwah yang dikalahkannya. Kini Torak harus berhadapan dengan Eostra, Pemangsa Arwah yang terakhir dan terkuat.

Serigala juga sudah dewasa dan membentuk kawanan sendiri dengan pasangannya (Bulu Gelap). Namun Eostra menghancurkan keluarga Serigala dan menculik 1 anaknya. Hal yang memaksa Torak untuk segera mencari Eostra. Renn, yang mendapat penglihatan tentang kematian Torak, memutuskan untuk menemani perjalanan Torak walau pun harus meninggalkan klan dan tugasnya sebagai calon dukun klan Gagak.

Bagaimanakah akhir serial ini? Akankah Torak menemui ajalnya sesuai dengan ramalan Renn? Lalu Serigala, bisakah dia membangun kawanannya lagi? Dan yang terpenting, benarkah Eostra adalah Pemangsa Arwah terakhir?
Ah tentu saja itu adalah hal yang harus Anda temukan sendiri ;D.

source : here
Saya pertama kali membaca serial ini di tahun 2006 ketika Matahati menerbitkan buku pertamanya (Wolf's Brother) dan telah jatuh cinta sejak saat itu.
Saya suka dengan kepiawaian Paver menciptakan setting 6000 tahun lalu yang terasa sangat realistis. Saya juga suka dengan ketilitian Paver menggambarkan detil-detil cara hidup Torak dan rekan-rekannya di masa itu. Saya juga suka pada konsistennya Paver menjaga plot cerita tetap menegangkan hingga akhir. Dia bisa menyampaikan dengan baik aura "dark" dan mistis di masa itu kepada saya yang hidup di jaman modern ini.

Namun yang paling saya suka adalah cara Paver menceritakan kisah ini dari sudut pandang Torak, Renn dan Serigala. Terutama dari sudut pandang Serigala.
Paver mengajak kita menyelami jalan pikiran Serigala. Dia membuat kita memahami keputusan Serigala sewaktu meninggalkan Torak untuk bergabung dengan kawanannya, juga turut bersedih ketika Serigala harus kehilangan seluruh keluarganya.
Ah...Paver benar-benar berhasil menyampaikan perasaan Serigala kepada para pembacanya.

Tambahan satu point plus di Ghost Hunter yang menjadikan buku ke-6 ini sebagai favorit saya, yaitu : endingnya.
Saya suka pada cara Paver menutup serial ini. Ending yang jelas, tidak menggantung, namun masih memberi saya ruang untuk mengkhayalkan sendiri kelanjutan kisahnya. Syukurlah gak ada bab "epilog" yang biasa ada di akhir sebuah saga dan selalu saya anggap menyebalkan karena membatasi imajinasi.

Menyangkut terjemahan; karena penasaran, saya juga membaca serial ini dalam bahasa aslinya (ps : saya selalu melakukan ini pada novel-novel terjemahan yang saya sukai).
Dan saya berkesimpulan, Matahati really did a great job on translating this story.
Setting yang mencekam, ketakutan dan kemarahan Torak, kecemasan Renn serta keluguan Serigala yang tergambar di bahasa aslinya, tergambar dengan baik juga di terjemahan versi Matahati.
Saya bahkan lebih menyukai beberapa kata dalam versi terjemahan, seperti "tall tailles" (panggilan Serigala untuk Torak) yang diterjemahkan menjadi tinggi takberekor atau "Darkfur" yang diterjemahkan menjadi Bulu Gelap.
source: amazon.co.uk

Mengenai covernya, uhm...masih bingung nih :D. Saya sih lebih suka cover warna ungu seperti aslinya, tapi saya gak suka dengan cave painting yang ada di cover ini.
Sedangkan untuk cover versi Matahati, saya kurang suka warna hijaunya, tapi saya suka melihat lukisan burung hantu yang tercetak besar dan tampak mengintimidasi itu. Cocok dengan image Eostra yang memang mengintimidasi sebagai dukun klan burung hantu. Seandainya saja Matahati bisa memadukan kedua versi cover ini, pasti akan lebih bagus. (Yeah...you wish, Wi. Hehehe... ;p)

Secara keseluruhan, saya memberi rating 5 bintang untuk serial Chronicles of Ancient Darkness. Kepiawaian Paver dalam merangkai plot yang rapi hingga akhir cerita jelas merupakan sebuah nilai plus. 
Lalu penggambaran setting yang detail serta pemahaman yang sangat baik tentang Serigala menunjukkan bahwa Paver melakukan riset dengan (sangat) serius untuk novelnya ini. Dan sebuah karya yang dikerjakan dengan serius, sangat layak dihargai nilai sempurna. :)

Sudah banyak terbitan Matahati yang bagus sepanjang 2011 ini, sudah banyak pula yang saya baca. Tapi bagi saya, Ghost Hunter ini tetap yang terbaik karena telah menjawab rasa penasaran saya selama 5 tahun belakangan :D.

Saturday, December 17, 2011

Kedai 1001 Mimpi


Penulis: Valiant Budi
Penerbit: Gagasmedia
ISBN :  9789797804978
Tgl Penerbitan : 2011-05-11
Halaman : 456
Ukuran : 130x200x0 mm


Selamat datang di negeri 1001 dongeng. Berharaplah ini memang sekedar dongeng.
@Vabyo
Nun jauh di Bandung sana, hiduplah seorang pria bernama Valiant Budi Yogi aka Vabyo. Sama seperti jutaan orang lain, Vabyo juga punya mimpi tinggal di luar negeri. Bedanya negara impian Vabyo bukanlah yang favorit semacam Eropa ato Amerika. Vabyo justru bermimpi tinggal di kawasan Timur Tengah ato Afrika.
Demi mengejar mimpi ini, Vabyo rela meninggalkan karirnya di Indonesia untuk menjadi barista di Dammam, sebuah kota di Kingdom of Saudi Arabia (KSA).

Namun kenyataan memang jarang yang seindah mimpi.
Pertama, tentu saja Vabyo harus bergulat dengan cuaca yang panasnya di luar perkiraan (nyampe 56 derajat celcius, bo!). Cuaca panas ini otomatis berdampak pada air yang juga panas, menyebabkan insiden dubur lecet (baca aja sendiri untuk lengkapnya ya).

Kedua, Vabyo mesti berdamai dengan shift kerja gila-gilaan dan setiap shift diisi dengan kerjaan yang naujubile capeknyaaa. Ternyata menjadi barista itu bukan hanya duduk-duduk manis menunggu customer dan membuatkan kopi ketika ada yang mengorder. Ternyata menjadi barista itu sebuah pekerjaan yang melibatkan terbuangnya tenaga, hati dan juga nurani. Terkesan lebay? Gak kok. Baca aja buku ini dan Anda akan mengerti maksud saya.

Tapi yang menurut saya paling berat di antara semuanya adalah, Vabyo harus bisa bertahan menghadapi kelakuan warga Dammam yang "ajaib". Mulai dari rekan kerja hingga orang asing yang ditemui di jalan.
Simak pengalaman Vabyo waktu sakit dan berobat ke dokter yang aneh tapi nyata. Atau waktu dia dikejar-kejar segerombolan pria Arab untuk di..ehm..."lecehkan". Juga kekekiannya menghadapi pelanggan-pelanggan ajaib yang arogan, sok tahu, linglung, bahkan haram. Hah? Haram? Yup...beneran haram. Makanya baca sendiri dong bukunya ;)
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati ya sudah-dianggap binatang saja."
-Yuti-
Buku ini juga mengungkap fakta-fakta "unik" tentang negara itu. Seperti hak dan kebebasan wanita yang sangat dibatasi (nyetir mobil aja gak boleh lho), kode-kode kencan yang dilancarkan para baba, saudi champagne yang dari namanya saja jelas-jelas beralkohol tapi masih masuk kategori halal, serta yang paling menarik tentang kedekatan hubungan antar para baba di KSA dan daerah Cipanas di Puncak. Hayoo...ada yang tahu?;)

Namun Kedai 1001 Mimpi tidak melulu bercerita tentang Vabyo. Ikuti perjalanan Yuti sang TKI yang sukses mengubah nasib dari yang tadinya mengepel lantai kini menyisir lantai mall berbusana Prada. Simak kisah Mas Blitar, sang supir asli (well...jelaslah) Blitar yang merangkap sebagai pemuas nafsu majikan-majikannya. Juga Bambang, seorang gay yang merasa ketemu dunianya di Dammam. Dan jangan lupakan Eldo, si floor supervisor di sebuah hotel yang merangkap sebagai penari tiang. Baca dan tersenyum kecutlah bersama mereka.
Dan buku ini juga tidak hanya mengungkap sisi buruk KSA. Ada sisi baik dan kebaikan warganya yang juga diceritakan Vabyo. Namun demi untuk mencegah spoiler, saya biarkan anda menemukannya sendiri di buku.
“Tapi satu pelajaran yang gue dapet. Kita bisa mencari iman di mana saja, termasuk di negara yang sering ‘dibilang kafir’ sekalipun.”
Saya sudah mengikuti perjalanan @Vabyo di KSA sejak dia rajin memposting serial tweetnya dengan tagar "Arabian Underkampret" (yang lalu diubah jadi Arabian Undercover. Sayangnya saya sudah nyaman dengan istilah Underkampret. Hehehe :p). Rutinitas pagi saya kala itu membaca timeline @Vabyo sepanjang jalan menuju kantor.
Sayang, sekembalinya ke tanah air, @Vabyo semakin jarang membagi cerita Arabian Underkampret-nya. Awalnya saya berpikir mungkin dikarenakan kesibukannya mengurus Warung Ngebul.
Tapi ternyata, @Vabyo bilang di twitter bahwa pengalaman-pengalaman Arabia Underkampret-nya akan dibukukan, makanya gak bisa dishare lewat twitter lagi. Horeeee....\(^o^)/

Karenanya gak heran waktu buku ini di-launching, saya dengan bersemangat langsung membeli.
Dari segi fisik, saya suka sama sampulnya yang lucu dan "kena" banget dengan isi buku. Ilustrasi secangkir kopi yang ada di tiap akhir bab juga mampu membuat saya mendadak ngidam kopi. Ada beberapa typo namun bagi saya sih bisa dimaafkan.
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan."
-Mas Blitar-
Mengenai isi buku, sebenarnya kebanyakan cerita mirip dengan yang dulu pernah di-tweetkan @Vabyo. Jadi yah sebagian besar ceritanya sudah saya baca. Tapi saya tetap senang kok. Karena akhirnya saya punya memento untuk serial twit Arabian Underkampret-nya Vabyo itu. Lumayanlah sebagai salah satu referensi saya tentang KSA (psstt...diam-diam saya sama kayak Vabyo yang punya ketertarikan khusus pada Timur Tengah dan Afrika).

Kalo ada yang pernah membaca 2 buku Vabyo sebelumnya, pasti heran dengan gaya bahasanya yang lain banget di Kedai 1001 Mimpi. Tapi gaya bahasa Vabyo tetap enak dibaca. Dan jangan khawatir, walau pun buku ini sebenarnya beraroma susah, namun Vabyo membalutnya dengan gaya komedi. Dia seolah ingin mengajak kita menertawakan hidup sepahit apapun itu, karena memang "Ada Lelucon Di Setiap Duka".
Kamu tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAU?!
-sebuah comment di sebuah blog-
Dari info yang saya baca di timeline @Vabyolous (fanbasenya Vabyo di twitter) ternyata drama bukan hanya terjadi di dalam buku ini. Ada banyak kisah di balik layar penerbitan Kedai 1001 Mimpi. Vabyo mendapatkan banyak ancaman dan beberapa kali dicegat orang-orang asing, bahkan sampai terjadi pemukulan. Pelakunya jelas mereka yang berpikiran sempit dan menganggap Vabyo mencemarkan Islam dengan mengungkap fakta-fakta tentang KSA. Padahal Vabyo hanya ingin membuka mata kita tentang fakta yang sebenarnya sudah diketahui banyak orang namun sering dilupakan yaitu : Arab memang negara Islam tapi Islam bukanlah Arab.

Rating 4 bintang saya berikan untuk Vabyo dan segala pengalaman uniknya di Dammam sana.
Kenapa gak 5 bintang? Karena saya menangkap ada beberapa kekurangan. Ada hal-hal yang gak tuntas diceritakan Vabyo seperti alasan kearoganan customer dari Riyadh atau apakah Vabyo pada akhirnya mengiyakan tawaran Eldo. Jadi rasanya seolah-olah Vabyo "lost track" di tengah-tengah menulis dan pindah ke topik lain.
Walau begitu saya sangat salut pada keberanian Vabyo untuk mengungkap fakta kelam KSA walau pun mendapat ancaman. Maju terus dalam mengungkap fakta, bro. Semoga makin sukses dan tetap baik-baik saja ya.

Quote of the book :
"Di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain."
-Vabyo-