Friday, May 31, 2013

Cafe Biblioart's Giveaways



Do you know Cafe Biblioart? Have you ever check there?
If both your answers is no, then you should definitely check there. Because, apart from good movie& book reviews, also daily stories,  now that blog's currently hosting so many giveaways.

Here's some of giveaways that I join :

-Across The Universe International Giveaway


8235178-horz


- Breathing International Giveaway

13454149-horz

- G.R.R Martin International Giveaway 



- Hopeless International Giveaway


15717943-horz

- International Giveaway Anniversary: Kindle Fire HD Tablet

- J R Ward International Giveaway – Anniversary Edition
- Janet Evanovich International Giveaway


12578077-horz




- Mortal Instrument International Giveaway

page


Shiver Hardcover Trilogy Boxset: (Forever / Linger / Shiver) 



- Thoughtless International Giveaway


page




Want it? Come and get it!!! International GA




- Pushing The Limits series
10194514-horz

- Love is in the air….International Giveaway
- Movies/books International Giveaway
Paperbacks to give away – International 

Need I remind you, I don't join all the giveaways that currently being held on that blog. There're still many interesting prizes like Percy Jackson series, Fifty Shades of Grey series, Fallen series, and many more. Tempting, isn't it? Then hop in on this giveaway and just try your luck.

Thank me later ;)

Tuesday, May 28, 2013

Manusia - Manusia Paling Misterius di Dunia

Data Buku :
Judul : Manusia - Manusia Paling Misterius di Dunia
Penulis : Eka Nada Shofa Alkhajar
Penerbit : bukuKatta
Cetakan ke-5 tahun 2013
156 halaman : 14,5 x 20,5 cm
ISBN : 978-979-1032-68-1

Jack the Ripper, King Arthur, The Man in The Iron Mask, Nostradamus, Robin Hood dan Uri Geller. Apa persamaan mereka berenam? Bila anda menjawab persamaannya adalah mereka ber-6 punya buku dan film yang menceritakan tentang mereka, anda benar!
Maka kita sudahi saja reviewnya sampai di sini.
Sekian. :)

...................................................
..............................................
........................................
..................................
............................
......................
................
.........
....

#DiuyelBebiKarenaNgereviewnyaSeenakDhewe

Okeh...yuk serius.
Persamaan ke-6 orang/tokoh tersebut adalah mereka didapuk sebagai manusia paling misterius di dunia di buku ini.
Misterius karena keberadaan mereka masih dipertanyakan keberadaannya (King Arthur dan Robin Hood), misterius karena jati diri mereka tak terungkap (Jack The Ripper dan The Man in The Iron Mask) dan misterius karena kebenaran teori/teknik mereka masih dipertanyakan hingga sekarang (Nostradamus dan Uri Geller).

Ketertarikan saya paling besar ke sosok Jack The Ripper. Entah kenapa, dari dulu saya penasaran siapakah Jack ini dan apa motif dia membunuh secara random dan sadis seperti itu (buat yang belum tahu, Jack biasa memburaikan organ tubuh para korbannya #SilakanMual). Banyak yang menduga Jack ini orang gila namun saya gak sependapat. Menurut saya, orang yang bisa membunuh begitu sadis dan penuh perhitungan pastilah orang jenius. Sayang, dunia gak pernah tahu apa tujuan Jack menebarkan teror seperti itu untuk kemudian menghilang tanpa jejak mirip Eddy Tanzil #BongkarUmur.
Tapi setidaknya melalui buku ini, penulis memberikan berbagai alternatif motif Jack dan (yang lebih menarik) siapa-siapa saja orang yang pernah dicurigai sebagai Jack The Ripper.

Tokoh kedua yang gak kalah menarik adalah King Arthur yang keberadaannya misterius namun juga begitu bikin penasaran hingga menjadi inspirasi banyak sekali buku, film hingga film animasi. Yang paling menarik dari bab tentang King Arthur ini adanya sub-bab berjudul "Misteri Raja Arthur Terpecahkan?"
Hoho...apa maksudnya nih? Apakah berarti sudah ada yang bisa meng-crack Arthur code? (istilah apa inii?). Silakan baca sendiri. Sekadar spoiler minor, yang dibahas di subbab ini bukan tentang situs yang diduga sebagai makam Raja Arthur. Kalo cuma situs itu yang dijadikan alasan terungkapnya misteri sih : udah basiiii. Saya pun gak bakal berpayah mengangkatnya di sini.


Last but not the least character that I want to address in this review is Nostradamus. Kemisteriusan dan ramalan Nostradamus selalu mampu memancing rasa penasaran. Well...saya bukan orang yang percaya ramalan sih (termasuk gak percaya horoskop dan peruntungan shio). Tapi saya akui, Nostradamus yang mampu meramal sebuah kejadian ratusan tahun di masa depan mampu menggoyahkan kesinisan saya X)).
Dan setelah membaca buku ini, eng...saya masih tetap meragukan ramalan sih :)). Saya masih ragu apakah Nostradamus beneran bisa meramal, ato manusia jaman sekarang aja yang kejauhan mengartikan isi bukunya. But then, it's nice to know another side of Nostradamus. What kind of side that is? Isshh...baca sendiri dong ah. #eaaaa #ngeselinyaaa

Saya yakin anda pernah mendengar minimal salah satu di antara ke-6 nama tersebut. Mungkin anda pernah membaca tentang salah satu tokoh ini sekilas ato mungkin anda malah sudah mengumpulkan semua data tentang ke-6 tokoh tersebut. Yang mana pun anda, buku ini akan menambah informasi yang (mungkin sudah) anda ketahui karena tiap bab memiliki sumber referensi yang bukan main banyaknya.

Ya saya tahu, ada beberapa orang yang dengan sinisnya bilang "Kalo cuma ngumpulin berbagai fakta doang sih, gw juga bisa bikin buku."
Mungkin yang ngomong gitu memang benar, tapi menyusun suatu artikel/buku yang detail dan runut seperti ini dengan menggabungkan puluhan referensi (rata-rata sekitar 30-40 referensi untuk bab sebanyak 10-15 halaman) bukanlah pekerjaan yang gampang. Beneran susaaahhh, jenderaaalll! (menilik pengalaman pribadi).
Dan karenanya, saya salut atas ketekunan dan usaha keras penulisnya.

Satu lagi yang gak boleh dianggap remeh adalah usaha penulis untuk memberi gambaran mengenai pengaruh 
ke-6 tokoh ini pada pop culture yang membuat mereka pantas digelari manusia paling misterius.

Tapi...apakah benar ke-6 sosok ini adalah manusia-manusia paling misterius di dunia? Itu sih tergantung preferensi ada. Buat saya, Jack the Ripper, King Arthur dan Nostradamus memang termasuk. Tapi...misteri apakah Keanu Reeves beneran alien (gegara dia gak pernah tua) sepertinya lebih menarik dibahas daripada Robin Hood. #Bhahak

Tiga bintang untuk para manusia misterius yang keberadaannya menunjukkan kebenaran peribahasa "dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa tahu" (apa hubungannya sih, wiii?) juga sebagai respek atas kerja keras sang penulis dan penerbit yang membuat buku ini ber-typo minimal.





Wednesday, May 22, 2013

The Rocker That Savors Me

Data Buku
Judul : The Rocker That Savors Me
Penulis : Terri Anne Browning
Bahasa : Inggris
Format : Kindle, 227 pages
Tahun Terbit : April 2013
Rating : 3.5 out of 5 stars
 Layla…
…has had a hard life. On her own at a young age, always having to do what needed to be done just to survive. Now she has two other people depending on her and she needs a job fast before they get evicted. A job interview introduces her to Jesse Thornton, the delicious drummer for Demon’s Wings. He reminds her of all the mistakes of her past, but is also her hope for the future.

Jesse…
…has never let anyone in. The only real family he has ever had are his band brothers and Emmie—the only women he has ever loved. But then Layla comes into his life and he would do just about anything to get one taste. Can he move past his own insecurities and allow this woman into his heart?

Saya udah pernah cerita di review buku pertama seri ini (The Rocker That Holds Me) kalo saya suka banget sama cerita para rockers ini dan berharap ada lanjutannya. Sepertinya harapan saya nyampe ke penulis buku ini (GR ah kau, wi!) karena beliau menulis lanjutannya. Dan gak main-main, buku kedua ini bercerita tentang Jesse pula, anggota Demon's Wings favorit saya. So dengan semangatnya, langsung dong saya kontak temen saya supaya dia beliin ebooknya. *reviewer kurang modal* X))

Cerita di buku ini merupakan kelanjutan buku pertama.
Di sini dikisahkan Emmie dan ke-4 member Demon's Wings sudah membeli sebuah rumah. Yep, mereka memutuskan untuk settle down dan gak hidup di bus tour lagi. Masalahnya Emmie lagi hamil dan kondisinya gak memungkinkan untuk ngurusin rumah gede, apalagi para rocker itu gak ada yang bisa bantu beresin rumah. Jadi dicarilah seorang house keeper untuk membantu Emmie, dan terpilihlah Layla.

Layla ini punya bad experience di masa lalu yang berhubungan dengan rocker. Pengalaman ini membuat Layla alergi dan berjanji gak bakal mau berhubungan sama rocker lagi.
Tapi kok begitu Layla ketemu Jesse (rocker botak seksi dari Demon's Wings) dia langsung merasa ada ribuan kupu-kupu beterbangan di perutnya ya? Bukan kupu-kupu lagi malah, satu bonbin beterbangan rasanya. Dan gayung bersambut, karena Jesse pun merasakan hal yang sama.

Masalahnya, kenangan buruk dan alergi Layla pada rocker gak segampang itu hilang. So...bisakah Jesse membantu dia untuk mengatasi traumanya?

Saya udah bilang kalo saya excited sama buku ini, dan setelah membacanya...hmm....gimana ya? Ayo kita bahas sisi plusnya dulu yaa.

Pertama, saya suka karena buku ini sedikit lebih panjang dari buku pertama. Seenggaknya karakter Jesse dan Layla bisa lebih dieksplorasi lah. Dan nggak terasa diburu-buru. Lalu setting waktunya pun gak lama setelah ending buku 1. Jadi di buku ini kita bisa baca tentang kelanjutan kisah Emmie & Nik dari buku sebelumnya.  Berhubung saya masih kangen sama 2 tokoh itu, jadi saya senang baca kelanjutan kisah mereka. ^_^

Point plus berikut ada di gaya bercerita yang multiple POV. Narasi gak hanya dari sudut pandang Layla, tapi juga Jesse (kadang ada POV Emmie juga). Bikin saya jadi ngerti dan tahu kalo Jesse beneran menganggap Emmie sebagai adiknya. Gak sekali pun Jesse pernah naksir Emmie dalam kapasitas Emmie sebagai wanita. Nice to be sure about that.

Lalu saya juga suka pada karakterisasi Jesse dan Layla.
Di buku 1 udah digambarkan kalo Jesse itu sexy, protective, caring, sexy (iyaa sengaja diulang 2x). Setelah baca buku ini,saya jadi tahu kalo Jesse itu family man, responsible dan romantis. Apa sih yang kurang dari cowok ini? (Ada 1 sih kekurangannya, yaitu : dia gak ada di hidup saya #halah)
Dan Layla emang pasangan yang tepat buat Jesse, secara dia juga sama protective, caring, dan responsible-nya seperti Jesse. Yaah...saya sih ngerasa karakter Layla agak mirip Emmie. Tapi satu yang saya salut, Layla bisa lho gak ngerasa cemburu sama sekali melihat kedekatan Emmie dan Jesse.

Nah sisi minusnya buat saya ada di insta-love antara Jesse dan Layla. Yang mereka alami itu beneran love at first sight. Baru pertama ketemu udah langsung "lusting" to each other dan berkembang jadi cinta aja. Yeah...konsep insta love itu gak masuk buat ya. Untungnya chemistry antara Jesse dan Layla masih asik diikutin. Dan biar kata instalove, seenggaknya masih believable deh buat saya.

Sisi minus berikutnya adalah perasaan saya bahwa buku ini "in-between".
See...bukan hanya karakter Jesse dan Layla yang ter-eksplor di sini, tapi juga karakter pendukung seperti Lana (adiknya Layla) dan Drake (member Demon's Wings yang lain). Hal ini emang bagus, karena pembaca bisa lebih mengenal karakter lain.
Tapi juga jadi point negatif karena...di antara cerita tentang kehamilan bermasalahnya Emmie, romansa Layla & Drake, serta cuilan kisah tentang traumatic past-nya Drake, membuat romansa tentang Jesse dan Layla sendiri kurang tergali. Masa lalu Jesse kurang dibuka (padahal sama seperti member Demon's Wings yang lain, dia juga punya hantu masa lalu sebenernya) dan pengungkapan masa lalu Layla pun cuma selewat gitu aja. Kurang dramatis, kurang bombastis, jadi berasa nanggung gitu sih.

But overall...saya makin suka sama Jesse dan jadi penasaran banget sama karakter Drake dan kelanjutan kisah dia dan Lana di buku ketiganya. Katanya sih buku ketiga (The Rocker That Needs Me) direncanakan terbit akhir bulan Agustus 2013 ini. Aaarrgh...why August can't come fast enough? :))

PS : So I got this link from Terri Anne Browning herself. She said one of book blogger made an interview with Nik Armstrong to make readers get to know him more. Read it, guys. And be "aaww"-ed by Nik. Here's the link : click here

Friday, May 10, 2013

The Future of Our Past

Data Buku:
Judul : The Future Of Our Past (The Remembrance Trilogy #1)
Penulis : Kahlen Aymes
Penerbit : Telemachus Press
Tahun Terbit : 2012
Bahasa : Inggris
Rating : 2 out of 5 stars

Dari sejak Januari kemarin, progress bacaan saya berkurang sangat dratis *sigh*. Bukan karena saya bosan membaca, tapi karena saya menemukan keasyikan baru yaitu : membaca fanfic; ato lebih tepatnya : membaca fanfic Twilight. Huahahaha..... X)

Berkat hobi baru ini saya jadi tahu kalo ada banyak novel yang berawal dari fanfiction Twilight, bukan hanya Fifty Shades of Grey yang fenomenal itu. Oh iya...saya punya lho Fifty Shades of Grey dalam versi fanficnya #pamer (padahal bukan hal yang bisa dipamerkan juga). Sayangnya, hobi baru ini berakibat pada memprihatikannya progress berbagai reading challenge yang saya ikuti. Praktis gak ada reading challenge yang diupdate sejak bulan Februari 2013 (_ _").

Jadi...demi kemaslahatan umat (apa hubungannya?) dan terutama blog ini, saya pun beralih membaca novel - novel yang diangkat dari fanfiction. Salah satunya tentu saja novel ini. Lalu demi terciptanya review obkejtif yang berimbang dan gemah ripah loh jinawi (pret!), maka dengan kurang-kerjaan dan buang-waktunya saya memutuskan untuk baca cerita ini 2x yaitu dalam versi fanfiction dan versi novel.

Saya kasi sinopsis singkatnya dulu ya :
Julia dan Ryan udah bersahabat sejak awal masuk college. Diam-diam mereka saling suka, tapi gak ada yang mau ngaku. Klasiklah, masing-masing takut kalo ternyata ini cuma cinta sepihak dan akhirnya persahabatan mereka bakal awkward dan berakhir.
Tapi situasi status quo ini harus berakhir saat mereka udah selesai college dan keduanya mesti pindah ke kota yang berbeda demi mengejar impian.
Soon, they're forced to face the undeniable truth of their deeper feelings.
Lalu gimana kesan saya setelah baca 2x? Hmm...saya lebih suka versi fanfiction.
Salah satu keasyikan membaca fanfiction adalah karena para tokohnya familiar bagi pembaca. Saat penulis fanfic menyebut kedua tokohnya bernama Edward & Bella, tanpa perlu bersusah payah pembaca langsung bisa membayangkan karakter fisik Edward dan Bella beserta sifat mereka. Jadi penulis tak perlu berpanjang-panjang membuat karakterisasi. Sepertinya Ms. Aymes lupa pada hal kecil ini dan gak berusaha memberi character description (di luar fisik) yang lebih jelas pada tokoh-tokohnya di novel.

Fanfiction juga memudahkan penulis dalam hal chemistry. Yaa...bayangin aja, kalo penulis pake nama karakter seperti Edward dan Bella dalam ceritanya maka tanpa perlu berpayah-payah membangun romantisme, pembaca bisa membayangkan seberapa besar perasaan yang ada di antara kedua tokoh. Coba kalo nama tokoh diganti jadi Paijo dan Tukiyem, lalu di halaman pertama anda baca si Paijo gundah gulana karena bakal pisah sama Tukiyem tanpa ada latar belakang cerita, jatuhnya anda bakal bete sama Paijo kan?

Begitu jugalah yang terjadi pada novel ini. Saat nama tokohnya masih Edward, saya ngerti galaunya Edward waktu dia tahu bakal pindah ke Boston dan berpisah dengan Bella.
Tapi waktu nama tokoh berganti jadi Ryan, saya gagal paham kenapa Ryan kudu segitu emo-nya berpisah dengan Julia. Dan bukannya kasih adegan yang menunjukkan kuatnya chemistry Ryan dan Julia, penulis malah sibuk nunjukkin gimana Ryan dan Julia tenggelam dalam aura mellow dan depresi karena perpisahan mereka. *sigh*
Mbok ya penulisnya tunjukkin gitu lhooo apa sih point plusnya Julia sampe seorang Ryan (yang digambarkan ganteng buanget, tajir, dan pinter buanget -in short kualitas unggul-) ampe segitu termehek-meheknya sama dia.

Saya pikir ketika cerita bergulir sampe ke bagian Julia dan Ryan akhirnya jadian, bakal ada reaksi kimia baru yang terbentuk. Ternyata enggak doongg. Bukannya menciptakan scene yang cute dan romantic, penulis malah membuat kedua tokoh ini jadi sepasang sex-crazed rabbit yang pake batterai energizer sebagai sumber tenaganya (you know...the "bertahan lebih lama" tagline and "panjang dan lama" tagline *eh itu mah tagline choki-choki). Iya bener, hampir sepanjang adegan antara Ryan dan Julia itu kalo bukan whining soal kangennya, yaa adegan sex mereka. Boseen.

Padahal sementara mereka sibuk humping, saya juga sibuk mencari tahu apa yang bikin kedua orang ini segitu hornynya. Apa mereka menelan magnet yang menarik satu sama lain? IMO seandainya itu adegan dibikin Ryan humping sama Tukiyem dan Julia panjat-panjatan sama Paijo, feelnya bakal sama aja kok : Datar! Gagal banget deh chemistry-nya.
Dan saya pun jadi membandingkan dengan fanficnya (lagi). Again, kalo Edward dan Bella yang digambarkan sibuk humping each other sih saya kalem aja deh. Sedunia juga tahu kalo dua orang itu emang gak punya misi lain kok dalam hidup ini. #PardonMyCynism #I'mStillATwihardbyetheway #SeriouslyIAm #pfftt

Lalu penulisannya itu lhoo...repetitif sekaliii #tepokjidat. Dari narasi kedua tokoh juga saya tahu kalo mereka berdua saling cinta (buanget), haruskah dialog "i-love-you", "i-love-you-more" dan "i-love-you-most' diulang berkali-kali?  It's cute at first, tapi setelah lebih dari 10x baca dialog serupa rasanya jadi pengen teriak : "IYEEE....tauuu! Loe udah bilang tadii!".

Trus dialog lain yang ada di buku ini....ya alakazam...basi bangeeeetttttt. Keju yang udah kadaluwarsa setahun, dijemur di terik matahari Sahara dan direndam di lautan luka dalam pun masih kalah basi daripada dialog di buku ini.
- "Oh, babe, I fucking love you so much, it doesn't seem like I could love you more, but somehow I do every day..." ===> Okeh...ini mungkin sweet awalnya. Tapi setelah diulang 15x, yang ada saya eneg.
- “I love you, do you hear me? I can't breathe without you.” ===> Lalu selama 18 tahun sebelum ketemu dia, situ bernapasnya gimana?
- “You're so damn perfect you shouldn't even exist. Just...look at you.”===> Ini juga kalimat yang paling sering diulang. Dan lucunya, saya masih gagal ngeliat "perfect"nya sang kekasih itu di mana.

Ada satu lagi yang membuat versi fanfic lebih mending daripada novel, yaitu : jumlah halaman.
Jadi gini, kalo baca fanficnya di setengah bagian pertama emang soal happy time Ryan dan Julia saat mereka baru pacaran, jadi nuansanya light dan fluffy. Konflik utama yang (lumayan) seru itu baru muncul di setengah bagian akhir.
Di novel, kedua bagian ini dipisah dan masing-masing dijadikan 1 buku tersendiri. So saat baca buku pertama ini, yang didapat adalah cerita yang sangaaatt ringan dan dangkal tanpa konflik sedikit pun. Emang ngebosenin banget.
Untungnya sang editor cukup pintar dengan meninggalkan cliffhanger di akhir buku ke-1 yang berpotensi membuat pembaca (termasuk saya yang udah baca fanficnya) penasaran untuk lanjut membaca buku ke-2.

With that being said, then yep I'm gonna read the second book.
Di sisi lain, saya jadi mikir jangan-jangan emang baca fanfic itu lebih enak daripada baca novelnya? Jangan-jangan kalo saya baca versi fanficnya Fifty Shades of Grey saya malah bakal suka banget dan kasi 5 stars? Apa saya harus coba baca ya? #mikir

Saturday, May 04, 2013

Rapid Fire Question

Selamat pagi temanku, selamat pagi kawanku, selamat pagi teman-teman semuaaaaaa #apasih

Jadi ceritanya waktu saya lagi bengong cantik nungguin hasil lab klien saya tadi pagi, ujug-ujug sang teman yaitu Putri @ Celoteh Putri Tentang Buku kasih tugas untuk dikerjain. Katanya sih kalo tugasnya gak dikerjain saya dikutuk bakal kehilangan timbunan #InsertEmotAryaWigunaKeselekGunungMerapi.
Ya ampuuunnn....itu hukuman terberat bagi seorang penimbun pencinta buku.

So setelah berkontemplasi mencari jawaban selama 3 jam(TIGA JAM!) tanpa berpanjang-panjag lagi, inilah pertanyaan dari putri :
1. nambah atau ngurangin timbunan?  
2. pinjam atau beli buku? 
3. baca buku atau nonton film? 
4. beli buku online atau offline? (tobuk yg temboknya bisa disentuh) 
5. (penting) buku bajakan atau ori? 
6. gratisan atau diskonan?  
7. beli pre-order atau menanti dgn sabar? 
8. buku asing (terjemahan) atau lokal?  
9. pembatas buku penting atau biasa aja? 
10. bookmark atau bungkus chiki?

dan jawaban saya :

1. Timbunan apa nih maksudnya? Buku? Duit? Patjar? Tjintah? Lemak? Yang jelas dong kalo kasi pertanyaan, put! Cih...baru mengajukan pertanyaan ini aja udah gak jelas, gimana ntar pas mengajukan ijab kabul cobaaaa? #SomethingWrongWithThat #DislepetPutriPakeSabertooth.
- Yaaaa....kalo timbunannya berupa buku sih saya mau nambah. Someone says a guide to a man's heart is through the books #KataSape.
Apa hubungannya kalimat indah tadi dengan keinginan saya nambah timbunan? Gak ada sih! Saya kan cuma pengen keliatan keren aja dengan sok-sok ngasi kutipan gitu. Keren kan saya sekarang? Kan...kan...kan? HUAHAHAHA......#heeggg #KeselekToa
- Kalo timbunannya berupa duit, saya juga mo nambah. Syukur-syukur bisa sebanyak timbunan duitnya Gober Bebek. Nanti kalo duitnya banyak, saya mo kasi naik haji si Emak yang pengen naik haji ituh. Biar ntar muncul buku berjudul Emak Sudah Naik Haji. Doakan tercapai yaa. Amin.
- Kalo timbunannya berupa lemak, aduh...saya gak perlu lagi sih. Ini malah mo nyumbangin. Ada yang mau? Jernih lhoooo. Udah lewat 3x penyaringan. Berguna sebagai obat awet muda, panjang umur, memberi kehangatan serta bahan baku untuk mantra pemanggil Superman. Mau? Kalo pesan banyak bisa korting, Sis. Hari Senin harganya udah naik lhooo. Silakan kakaaaaakkkk. #SudahWiSudah
- Kalo timbunannya itu patjar sih...hmm...saat ini punya satu pun udah sujud syukur deh saya. Kalo banyak-banyak ntar saya pegel deh aww.
- Kalo tjintah...ah tergantung siapa pemberinya, put. Kalo dari David Gandhy sih maunya nambah terus. Syukur-syukur kalo dia buktikan timbunan cintanya dengan buku, Put. #Mureeeee. Tapi kalo pemberinya adalah dia, sang teror pengguncang malam (Darkwing Duck doongg), si penguntai kata  perangkai nada, pembisik rindu di malam kelam (Oooohhh) bernama : ANANG, maka saya mohon..pliiissss banget ini maaahhh : KURANGILAH. Habiskan juga boleh. (Emang si Anang sudi sama loe, wi?)

2. Pinjam ato beli buku ya?
Kalo si empunya buku itu adalah mas ini sih:

saya mau pinjem ajaaa. Tar bacanya sehari 1 halaman, trus dibalikkin. Eh ntar pinjem lagi besoknya. Gitu aja terus biar ada alasan ketemu lagi. Pasti ntar-ntar dia bilang : "Wi, daripada ente bolak balik, sekalian aye kasi dah ntuh buku. Nih hati dan cinta aye sekalian buat ente." Uwuwuwuw indahnyaaa....(-3-) #KeplakGwPlis

Tapi kalo yang punya buku itu adalah mas ini :

Eng saya minta dibeliin aja deh sama Akang Ben Barnes. Makasi lho sebelumnya, Aa RobPatz. #BerlindungManjahDiPelukanBenBarnes #PlisKeplakGwSekarang

3. Baca buku ato nonton film yaaa...
Saya gak terlalu suka nonton film sih sebenernya. Kalo disuruh milih, I'll take books anytime over movies.
Tapi kalo diajak nonton sama ayang ini sih :
Jangankan cuma diajak nonton fi, diajak nikah pun aku mau, kakaakkkk. #KenapaBelumAdaYangKeplakGw?

4. Hmm....tough question. Sebenernya saya senang pergi ke toko buku, baca-bacain blurbnya, membalik-balik halamannya sambil mengendus-endus bau buku baru. Belum lagi kalo bukunya masih di plastik dan saya diizinkan mengupas plastiknya secara perlahan. Ooohh....ada kenikmatan tersendiri yang tak bisa dijabarkan saat melakukan hal-hal tersebut #SoundsCreepy. Tapi...saya lebih senang beli online sih secara online shop pake diskon. Maklum....kite mure :">

5. Ini sih pertanyaan paling gampang! Buku ori dooonnggg. Cinta aja gak mau yang bajakan apalagi buku. #KebalikWoy. Lagian kalo ngaku pencinta buku mah kudu menunjukkan cintanya dengan support ppenulis dan penerbit dong biar buku kesayangan bisa terus eksis. Karena cinta tak cukup hanya diungkapkan di bibir saja, tapi juga di perbuatan. #tsaahh No Piracy! Merdeka! Majulah Indonesia! Booyah! #CukupWiCukup

6. Tergantung gratisannya dari sapa dan atas motif apa sih. Kalo yang ngasi tulus ikhlas dengan semangat gemah ripah loh jinawi sih saya senang aja dapat yang gratis. Tapi kalo niat ngasinya ada udang di balik rempeyek mah enggak deh. Saya gak doyan rempeyek udang soalnya. #lah. Mendingan diskonan aja  kalo gitu mah.

7. Menanti dengan sabar dooonngg. Jangankan cuma menanti buku yang akan terbit, menanti Doraemon balik ke pelukan juga saya sabar.

8. Kalo pilihannya antara buku asing terjemahan ato lokal sih, saya milih buku lokal aja. Entahlah...mungkin karena udah kelamaan gak baca buku terjemahan, tapi  waktu iseng re-read terjemahannya Breaking Dawn, saya ngerasa gak sinkron sama terjemahannya (Situ kate nada pake sinkron segala?), lebih enak dibaca dalam bahasa aslinya. Dan saya juga ngerasa kalo saya lebih ikhlas reread buku biru sakti mandraguna itu daripada reread terjemahan Breaking Dawn.

9. Saya koleksi bookmark; tiap ke toko buku bahkan ke kota/negara lain saya selalu cari-cari bookmark unik khas tempat tersebut buat nambahin koleksi. Tapi saya gak pernah make bookmark itu dalam kegiatan baca saya. So bookmark penting dalam kapasitasnya sebagai koleksi

10. Ya ampuunn Putriii....pertanyaan apa ini? #MukaShockAlaWA
Chiki? Apa itu chiki? Saya yang selalu makan sehat dengan beras organik dan ikan salmon yang kheuseus diternakkan di Himalaya mana mungkin punya bungkus chiki, makanan bervetsin yang gak bergizi, itu. Huh! #BerlaluSongongSambilGeragasChitato #Laahhh

Oke...jawaban seriusnya : neither. Seperti yang saya bilang di nomor 9, saya gak suka pake bookmark. Saya juga anti sama dog-ear. So metode saya dalam menandai halaman baca tuh simpel aja : mengandalkan memori. Alhamdulillah manusia milennium primordial berotak panci kayak saya masih sanggup menghafalkan sampe di mana saya terakhir baca buku. #tsahh #pamerberkualitas

Game ini meminta Putri untuk kasi 5 pertanyaan tambahan. Dan inilah pertanyaan Putri :

11. Puasa makan atau puasa beli buku?  
12. Meminjamkan buku atau dipinjamkan buku?  
13. Badan dan gadget yang kehujanan atau buku yang kehujanan?  
14. Movie adaptation : baca buku duru baru nonton atau nonton dulu baru baca buku?  
15. Cedric Diggory atau Edward Cullen?
 
11. Eng...puasa makan pas bulan Ramadahan kan wajib, Put. (Yaaa itu sih mbah Dinosaurus juga tahuuu). Kalo cuma sebulan sih, saya milih puasa beli buku deh. Toh selalu ada buku Dorland yang bisa dibaca selama puasa. #DorlandkuAndalanku

12. Minjemin buku aja deh. Saya rada males minjem buku dari orang. Takut kumat posesifnya ama tuh buku dan dijadikan hak milik semena-mena. Huahahaha.....Tapi yaaahhh prinsip ini berubah pada sikon tertentu (liat nomor 2 plis)

13. Hah? Gadget macam apa yang kehujanan? Kalo gadgetnya macam tablet ato laptop sih : Tiddddaaakkk.
Gini deh : saya lebih ikhlas saya aja yang kehujanan demi melindungi buku dan gadget.

14. Baca dulu baru nonton laahh. Saya bahkan rela nonton Hunger Games di dvd karena waktu filmnya beredar saya belum baca bukunya. Tapi kalo nih....kalooo...suatu saat madam-penulis-buku-biru sukses memfilmkan bukunya, maka saya mau deehh nonton filmnya tanpa baca buku. Soalnya saya yakin filmnya pasti sama olahraga otaknya dengan buku #oketerus?

15. Cedric Diggory sih sebenernya. Tapi Edward Cullen itu tajir bow. Kalo sama dia bisa dikasi hadiah ultah porsche. Trus...bayangin deh itu porsche dijual trus duitnya dipake buat beli cilok dan buku. Wow...bayangkan saya bisa berenang di lautan cilok sambil baca buku! Salah satu bucket list saya akhirnya bisa terealisasi #ImpianYangAneh. Jadi saya mau Cedric Cullen, anggap aja ada yaaaa? Iya. Makasi sebelumnya

Fyuh......Selesai juga tugas berat ini #HapusKeringatSecaraElegandiPundakBenCum

Sesuai aturan main game ini dimana saya harus men-tag 5 orang blogger lainnya dan meminta mereka menjawab 10 pertanyaandi atas (penjelasan lebih lengkap sila cek blognya Putri yaa), maka dengan ini saya men-tag
1. Peni Astiti @ Ketimbun Buku
2. Daneeollie @ Melihat Kembali
3. Selvi @ Atas Nama Buku
4. Alluna Maharani @ khumeia
5.Fadhila @ Kilas Buku

Dan saya pun harus memberi 5 pertanyaan. Baeklah...pertanyaan saya adalah :
1. Twilight ato Fifty Shades of Grey?
2. Beli buku ato travel ke Raja Ampat?
3. Khusus Game Of Thrones : mending tv seri ato buku?
4. Ron Weasley ato Draco Malfoy?
5. Syahrini ato Ashanty?

Yah yang beruntung ketiban tag di atas, sila menjawab dan men-tag 5 orang lagi. Kalo bisa, link postingan kalian ditaro di komen yaa :D


Wednesday, May 01, 2013

Harry Potter & The Goblet Of Fire

Data Buku :
Judul : Harry Potter & The Goblet Of Fire
Penulis : JK Rowling
Penerbit : Bloomsbury
Tahun Terbit : 2010
Paperback, Signature Edition, 636 pages

 TAHUN ini akan berlangsung Piala Dunia Quidditch. Harry ingin sekali menontonnya, tetapi akankah keluarga Dursley menginzinkannya? Tahun ini Hogwarts juga akan menjadi tuan rumah turnamen sihir yang sudah lebih dari seratus tahun tak pernah diadakan. Tahun ini, Harry yang beranjak remaja, juga mulai naksir cewek. Siapakah cewek beruntung yang kejatuhan cinta penyihir dan Seeker beken ini? 
Tapi tak semua yang dialami Harry peristiwa hura-hura. Karena mendadak bekas luka di keningnya terasa sakit sekali. Dan di langit malam, muncul Tanda Kegelapan, tanda yang menyatakan bangkitnya Lord Voldemort. Dan itu baru permulaan.

Wujud Lord Voldemort akan kembali sempurna bila dia berhasil mendapatkan darah musuh besarnya, Harry Potter. Dan dengan bantuan abdinya yang setia, Lord Voldemort menculik Harry.

Akhirnya, untuk pertama kalinya selama tiga belas tahun. Harry berhadapan langsung dengan musuh besarya. Dan tak terhindarkan lagi, keduanya berduel...


Hmm...what's stand out from this 4th book?

Goblet of Fire memberikan pemahaman lebih dalam tentang dunia sihir, thanks to Quidditch World Cup dan Triwizard Turnament.
Saya jadi paham kalo Voldemort menyebar terornya tidak hanya di Inggris, tapi juga di seluruh dunia sihir (abis dari buku 1-3 kesannya di Inggris doang sih terornya). Dan jadi ngeh kalo ternyata ada sekolah sihir lain toh selain Hogwarts.
Tapi kok cuma ada 3 ya? Seluruh Eropa cuma ada 3 sekolah sihir kah? Lalu gimana dengan Asia? Indonesia?

Mungkinkah sebenernya ada sekolah sihir juga di negara tercintah ini? Dan para ghost house-nya adalah Sundel Bolong, Wewe Gombel, Kuntilanak dan lain-lainnya? Jangan-jangan (juga) Rumah Pondok Indah itu sebenarnya Hogwarts yang disamarkan? Dan hantu Ambulans itu sebenernya thestral versi Indonesia? Lalu paranormal semacam Ki Joko Bodo (eh bener dia paranormal kan ya?) apakah salah satu guru di sekolah sihir itu? O_o Wow...mind blowing #sakarepmulahwi *kayaknya khayalan gw makin ngaco deh*

Trus baca ulang ini bikin saya jadi ngeh dengan Omnioculars (itu lho...teropong buat nonton Quidditch yang bisa nge-zoom-in-zoom-out, bisa replay, bisa nge-slow-motion-in apa yang kita lihat tanpa kita harus ketinggalan satu momen pun). Ini kok teknologinya mirip dengan kamera di Blackberry Z10 ya? wow...berarti Rowling udah mikirn teknologi semacam ini dari 10 tahun yang lalu dong ya. Apa para penggagas Blackberry Z10 itu baca Harry Potterr trus memutuskan untuk nyontek ide JK Rowling ya?
Saya makin kagum sama Rowling, bukunya masih up to date bahkan saat dibaca 13 tahun setelah pertama terbit. Apakah buku ini masih akan tetap up to date bahkan ampe 100  tahun kemudian? Mari kita biarkan sejarah yang mencatatnya.
“Just because it’s taken you three years to notice, Ron, doesn't mean no one else has spotted I'm a girl!”-Hermione Granger-
Goblet of Fire juga menandakan tumbuhnya kuncup asmara (ini bahasa kampring bener) antara Ron dan Hermione. Yeaayy...
Yang tadinya chemistry kedua tokoh ini tersamarkan, di buku ini dilukiskan dengan jelas. Gampang terlihat betapa cemburunya Ron pada Krum dan betapa kekinya Hermione karena Ron telat nyadar kalo dia cewek. #KeplakJidatDobby

Dan di buku ini juga muncul tokoh paling nyebelin sepanjang sejarah Harry Potter. Yep...siapa lagi kalo bukan Rita Skeeter. Ide Rowling pada pena kutip kilat itu dahsyat sekali. Buat yang bercita-cita jadi penulis skenario sinetron, pena itu pastilah jadi impian ya. Enak banget soalnya, bisa bikin cerita dramatis dengan plot paling simpel sekali pun.
“Remember, if the time should come when you have to make a choice between what is right and what is easy, remember what happened to a boy who was good, and kind, and brave, because he strayed across the path of Lord Voldemort. Remember Cedric Diggory.” -Albus Dumbledore-
Yang gak boleh ketinggalan untuk dibahas di Goblet of Fire adalah : Cedric Diggory!
Tenang, saya gak akan bahas soal kehidupan selanjutnya Cedric sebagai Edward Cullen. Sudah terlalu banyak review yang membahas itu.
Yang saya penasaran : kenapa ya Stephanie Meyer dulu setuju karakter Edward Cullen diperankan oleh Rob Pattinson? Tidakkah dia memperkirakan kalo penonton dan pembaca akan membuat korelasi antara Cedric Diggory & Edward Cullen?
Apa pentingnya pertanyaan ini? Gak ada sih, selain fakta saya udah mulai bosen liat meme RobPatz sebagai Cedric & Edward. Tidak cukupkah saya melihat wajah RobPatz hampir tiap hari di ruang kerja saya? Kenapa buka komputer juga harus liat muka dia? Kenapa? Kenapa? Kenapaaaaa? #DisumpelToa

Tapi ada satu hal yang gak saya mengerti dari Goblet of Fire sih. Kenapa ya Moody mesti capek-capet set up supaya Harry menang triwizard dan bisa bawa dia ke Voldemort? Kan portkey bisa membawa Harry kapan pun? Kenapa gak dari pertengahan cerita aja kasi portkey berbentuk gelas ke Harry? Ato apalah gitu yang simpel.

Untuk saya pribadi, Goblet of Fire ini semacam "tonggak" (lebaayyy).
Tonggak perubahan aura di serial ini yang sebelumnya lucu-polos-inosen-gimana-gitu menjadi lebih "dark".
Dan buku ini juga jadi semacam tonggak pribadi saya dalam hal fangirling.

Seperti yang pernah saya ceritain di review buku 1, awalnya saya fangirling sendirian (maklum...anak gak gaul). Lalu buku terjemahan Harry Potter 1 diterbitkan, fans Potter di Indo mulai bermunculan, fans underground yang selama ini gak punya teman pada keluar sarang, dan BOOM!...berkembanglah fandom Harry Potter.
Saya jadi punya banyak teman yang pengetahuannya tentang Potter bikin minder #HeyItsRhyme

Dan dari mereka ini, saya jadi dapat insight menarik tentang SPEW (Society for the Promotion of Elfish Welfare). Ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa SPEW dan Hermione adalah sindiran JK Rowling terhadap Middle East dan USA.

Masih ingat dong ya kalo Hermione begitu ngotot memperjuangkan kemerdekaan para house-elf padahal mereka gak minta? Bahkan Harry dan Ron pun gak mendukung usaha Hermione. Nah ini dianggap sama dengan ngototnya USA(George W Bush sebenarnya) untuk ikut campur dalam urusan di Timur Tengah padahal gak ada yang minta dan gak didukung juga. Hermione dan USA gagal mengerti bahwa terkadang pertolongan itu perlu diminta dulu sebelum bisa diberikan.
Lalu salahkah usaha Hermione (dan USA)?

Saya gak mo bahas soal ini lebih jauh aahh(yeee....curang XD). Yang saya mo pertanyakan sih : benarkah JK Rowling emang berniat menyindir USA lewat Hermione dan SPEW?
And is it worth mentioning that US invasion to Iraq had happened in 2003 while this book was first published in 2000? Does Rowling really have an ability to look into the future? #makinngaco Or some people just read too much into this? What do you think? ;)


PS : Iya...sebenernya Middle East dalam post di atas mengacu kepada  Irak (seenggaknya diskusi-diskusi waktu itu membahas Irak). Saya menolak menyebut Irak dan memilih Middle East karena saya gak bisa melupakan fakta bahwa buku ini terbit 3 tahun sebelum invasi US ke Irak ;)