Friday, December 20, 2013

Pamer Riddle Dari Santa



Event Secret Santa ala BBI kembali lagi. Seperti event-event BBI lainnya yang selalu seru, event kali ini pun gak kalah seru dong.

Bagaimana sistem mainnya?
Simple. Setiap orang akan menjadi Secret Santa orang lain dan juga akan menjadi X ato Target yang dikirimin hadiah oleh Secret Santa lainnya. Sesuai namanya yang pake kata "secret", maka sang target/X gak boleh tahu siapa yang jadi santa-nya sampai waktu yang ditentukan.
Hanya ada 2 orang yang tahu siapa yang jadi Secret Santa siapa, dan mereka adalah panitia event ini.

Lalu apa para peserta hanya pasrah menunggu para Santa membuka jati dirinya? Weits...nggak dong.
Para X akan menerima riddle yang berisi petunjuk untuk memecahkan identitas Santa.
Saya antusias banget sama event ini. Saya selalu antusias dengan event ini karena menurut saya, event  Secret Santa ini bisa membuat para member lebih saling mengenal.

Nah hari ini adalah waktunya "pamer" riddle yang didapat dari Santa. Saya juga pengen pamer doong.
Inilah hadiah yang saya dapat dari Santa :
  
 
Dan riddlenya:
Dear A.S. Dewi
Roses are red
Violets are blue
I know you well
maybe you do too

Thank you for lending and giving me your precious books
#HailBajajJaboer
Uhm....riddle ini simpel, tapi buat saya sih sulit banget karena sangat umum. Kenapa oh kenapa sudah 2 tahun ini saya dapat riddle yang susah gini ya? X)
Saya gak bisa nebak dari resi-nya karena kado ini dikirim dari alamat Mbak Maria @ Hobby Buku. Dan karena mbak Maria bukan penumpang bajay jabodetabek, jadi dia bisa dicoret dari tersangka Santa.

Kalo disuruh mengingat kepada siapa saja saya pernah minjemin buku, maka jawabannya : buanyak! #gaya X) . 

So...siapakah Santa saya? Nanti deh saya pikirkan. Mungkin saya pake metode tahun lalu aja : nebakin santa-santa orang lain (terutama anggota bajaj jabo) dan yang tersisa itulah Santa saya. Tapi lalu saya melirik jumlah peserta Secret Santa yang 97 orang itu. Dan saya pun mabok X_X.

Ah sudahlah. Sekarang saya mau kembali baca Pulang. Bacaan yang pas untuk menemani mudik saya di liburan akhir tahun ini. Terima kasih untuk bukunya yaaa, Santa. Love it so much :*)

Monday, December 16, 2013

Cast A Harry Potter Spell


Saya nemu survey  di blog Flip That Page ini udah lama sebenarnya. Dan dari sejak itu udah pengen banget ikutan tapi gak sempat mulu (iyaaa...kesannya emang sok sibuk banget kalimat barusan). So...saya mengerjakan survey ini di sela-sela waktu. Jawabannya mungkin ngaco, mungkin kurang akurat. Tapi seenggaknya begitulah pikiran saya saat itu.

Buat saya, survey ini unik dan kreatif sekali. Yuk...ikutan juga. Tapi sebelumnya, inilah jawaban saya :

Reparo
fixes damaged objects

A book that needs some serious fixing. Breaking Dawn oleh Stephanie Meyer
Errgghh...just errgghh...Percayalah, saya bukan twihaters seperti yang sering dikira orang. Tapi saya juga bukan twilover seperti yang dipercaya banyak orang lainnya :)). Saya hanyalah seseorang yang mengakui bahwa Twilight series punya premis yang bagus dengan eksekusi yang parah!
Ide Meyer bikin cerita tentang vampir vegetarian yang jatuh cinta dengan manusia biasa itu keren sebenarnya. Ditambah dengan kepiawaian Meyer mengolah diksi, membuat Twilight punya semua bahan yang dibutuhkan untuk jadi buku keren. Tapi kenapa...oh...kenapa vampir itu mesti dibikin bling-bling? Kenapa jugaa..kegalauan Bella harus dibahas dalam 4 buku padahal 1-2 buku aja cukup? Dan terutama : KENAPA BREAKING DAWN KACRUT BEGITU? Kenapa....kenapa....kenapa????

Lumos
creates a narrow beam of light

A book that deserves more attention. Rate My Love oleh Cassandra & eLa
Buku ini sangat "sepi" di kalangan bookish Indonesia, bahkan di antara para avid reader-nya Gagas sekali pun. Di Goodreads juga sedikit banget yang me-rating. Kenapa ya? Padahal buat saya, novel ini absurd banget lho. Saking absurdnya ampe jadi kocak dan gak bosenin untuk dibaca ulang. Oh...kalo boleh masukkin satu judul lagi, itu adalah : Love For Show-nya Andy Eriawan

Nox
counters the effects of Lumos

An overhyped book. Mahogany Hills oleh Tia Widiana.
Fansnya banyak, rating goodreadsnya juga tinggi. Walau pun ide cerita standar, tapi penulisannya rapi banget. Sayang aja plotnya kurang kena di saya.

 Accio
summons an object from a significant distance

A book you’re anticipating. Eleanor & Park jilid 2!!!  Eh...gak ada ya? X)
Harry Potter 8 gimana? Hapah...gak ada juga? Eng...Seraphina 2 deh. Ini sebenarnya jawaban mentok sih.

Alohomora
opens unlocked doors, unless bewitched

A book you want to be more open about. Buku motivasi termasuk buku-buku sup ayam itu.
Sebenarnya saya pengen banget bisa suka sama buku motivasi. Semoga juga buku-buku itu bisa memotivasi saya untuk menjadi lebih baik. Sayangnya, sejauh ini harapan itu belum terwujud.

Expecto Patronum
conjures an incarnation of positive feelings

A book that made you happy or crying but in a good kind of cry. Aduh bingung. Banyak sebenarnya. Tapi ehm...PS I Love You dari Cecilia Ahern. Alasannya personal, tapi sewaktu membacanya, saya ngerasa bisa nyambung ke buku tersebut. Rasanya "lega" abis baca.

Morsmordre
conjures the Dark Mark

A book you wish to mark as one of your favorites. Banyak sih sebenarnya. Tapi untuk saat ini, saya pilih Amy and Roger's Epic Detour oleh Morgan Matson.
Saya selalu pengen ngelakuin roadtrip bersama teman dekat saya seperti Amy dan Roger di buku ini. Ah...cita-cita yang belum kesampaian. #MenatapHampaKeKejauhan #LaluTerciumSemilirBauAmis
#MakanyaJanganBerkontemplasiDiPasarIkanWi #Aeh #HestekAbuser

Petrificus Totalus
petrifies victim

A book you wish to keep forever. Chronicles of Narnia : The Lion, The Witch and The Magical Wardrobe by CS Lewis
Dari dulu, sekarang, dan mungkin selamanya, saya selalu kepengen seperti Pevensie bersaudara yang bisa menemukan dunia ajaib di belakang sebuah lemari. Makanya saya selalu sayang sama buku ini. Karena para Pevensie itu seperti perwujudan mimpi saya :")

Protego
shield charm

An intimidating book you keep putting off. The Book Thief oleh Markus Zusak.
Iya..saya tahu kalo saya melewatkan satu buku yang bagus buanget dengan menunda membaca buku ini. Tapi...buku ini dipuja oleh semua bookish yang saya tahu. Sejauh ini, saya belum ketemu bookish yang bilang buku ini jelek. Dan saya jadi takut kalo nantinya buku ini gak bisa memenuhi ekspektasi saya (._.)

Riddikulus
used against a boggart

A book with a deceiving synopsis. Semua buku-buku terbitan GagasMedia sebenarnya. Tapi karena harus menunjuk satu, maka saya pilih : Infinitely Yours dari Orizuka.
Buku itu punya blurb yang berkesan oh-sungguh-galau, ternyata isinya mah boro-boro bikin galau. Yang ada malah bikin bete.

Lacarnum Inflamarae
shoots fireballs

A book you wish to burn out of your mind completely. Sepotong Kata Maaf oleh Yunisa KD
Saya. Gak. Sanggup. Selesaiin. Baca. Terlalu banyak keabsurdan yang gak penting di buku itu (eh emang ada absurd yang penting? Entahlah).

Wingardium Leviosa
levitates objects

A book you wish to reread. Pride and Prejudice oleh Jane Austen.
Pengeeenn banget bisa re-read buku ini dan jatuh cinta lagi sama Mr. Darcy. Sayangnya mood saya belum ngumpul untuk baca ulang buku ini.
Oh satu lagi, pengen bisa reread Les Miserables-nya Victor Hugo. Entahlah kapan keinginan ini bakal terwujud.

Avada Kedavra
causes instant death

Worst book EVER. Heart oleh Ninit Yunita
Terlalu banyak kekacrutan di buku itu ampe saya gagal nemu sisi positifnya biar cuma 1. Memory & Destiny aja masih lebih mending kalo dibandingkan sama Heart.


Stupefy
puts victim in unconscious state

A book with a chapter you couldn’t seem to get over. Harry Potter & Deathly Hallow oleh JK Rowling.
Bab 33 tentu saja. Do I need to say more?

Confundo
causes befuddlement or forgetfulness

A book that generally confused you. Palo Alto oleh James Franco.
Gak jelas banget ini buku arahnya kenapa dan dari mana. Yah...bacanya juga karena penasaran dengan kehebohannya sih, akhirnya malah nyesal sendiri. Oh well...harga sebuah kepo (._.). But anyway James Franco, dikau ganteng dan berbakat di dunia film. But for the sake of all that's holy, please...stick in that world. You're not fit in this world. Or at least, not yet.

Crucio
inflicts unbearable pain

A book that was a pain to read. Nothing Left To Lose oleh Kirsty Moseley.
It was just a big sigh. Dan yang paling nyakitin adalah karena sebenarnya saya pengen banget bisa suka sama buku ini. I hate to say that I don't like this book.

Episkey
heals relatively minor injuries

A feel good book that you enjoyed. Eleanor & Park oleh Rainbow Rowell.
Jatuh cinta sama karakter Park dan Eleanor serta gaya penulisan Rowell yang lembut.

Expelliarmus
temporarily disarms an opponent

A book with a swoon-worthy character. Aduuh...gak boleh jawab Park lagi ya? Pride & Prejudice juga gak boleh? Ehm...kalo gitu The Hunger Games oleh Suzanne Collins.
Peeta! Dengan beta male seperti Peeta, saya gak butuh alpha male setengil Christian Grey *jauh amat bandinginya, wi*

Impedimenta
impedes target’s progress

A book that kept you up all night reading. Aduh...apa ya? o_O7 Sepertinya sudah lama saya gak ketemu buku yang bikin saya begadang. Terakhir yang saya ingat malah fanfiction yang berjudul Our Yellow House #nahlho. Ehm...yang teringat sekarang sih Wonder-nya RJ Palacio.

Silencio
immediate silencing

A book that left you speechless after you read it. The Boy In A Stripped Pyjamas oleh John Boyne.
KENAPA??? Kenapa harus begitu endingnyaaaa? Saya sukses bengong dan terpana setelah menutup buku ini.

Legilimens
allows you to delve into someone’s mind

A book with developed characters. To Kill A Mockingbird oleh Harper Lee.
Atticus Finch itu salah satu karakter terbaik yang pernah diciptakan di dunia fiksi. What a great character you built there, Ms. Lee.

Levicorpus
a spell that turns you upside down

A book that changed your mind about a character from its prequel. Ehm...yang ini kok susah ya? Pengen jawab THG, tapi sudah di atas. Okeh...pilihan saya jatuh ke...My Stupid Boss 4 oleh chaos@work. Dari yang awalnya sebel dan enek sama Boss, di buku ini ditunjukkan sisi lain beliau yang bikin saya ngerti kenapa penulis betah kerja sama beliau.

Obliviate
used to hide memories

A book with a story you can’t remember. Carrier Of The Mark oleh Leigh Fallon.
Ceritanya gak berkesan banget dah. Yang terkesan dari buku ini cuma keriaan antara penulis dan reviewernya aja.

Peskipiksi Pesternomi
useless spell

A boring book that had absolutely no effect on you. Sebenarnya banyak, tapi yang terlintas saat ini tuh Mencoba Sukses oleh Adhitya Mulya.
Level boringnya setaraf maicih level 35. Dahsyat...boringya. X)

Reducto
breaks through solid objects

A book that convinced you to reconsider a certain genre. Out of My Mind oleh Shanon M Draper.
Sebenarnya saya lebih dulu membaca Wonder, tapi Out of My Mind ini yang bikin saya jadi demen banget sama genre sick lit.

Rictusempra
tickling spell

A book that made you laugh. Saya bukan tipe orang yang suka baca buku lucu sih, tapi Buku Ajar Koas Racun oleh Andreas Kurniawan sukses bikin saya senyum-senyum senang.

Sectusempra
offensive spell that violently wounds the target

A book that may have scarred you for life. The Claiming of Sleeping Beauty oleh A.N. Roquelaure.
Saya baca buku ini karena ditantang seseorang (melirik ke seseorang tersebut) dan sukses dibikin eneg. Fifty Shades Of Grey sih cemeeen dibanding ini. Bahkan buku Nicholas si kambing "dua" pun level jijaynya masih kalah sama buku ini. Hih...masih merinding kalo ingat.

Tarantallegra
makes you dance uncontrollably

A series finale that made you feel giddy. Aduh...again...jawaban sebenarnya udah ada di atas. Well...Chronicles of Ancient Darkness : Ghost Hunter oleh Michelle Paver. Dulu nggak sabar banget nungguin buku ini terbit. Penasaran level dewa sama endingnya.

Bombarda Maxima
causes an explosion that breaks through obstacles

A book that made you explode with the feels. Harusnya Boy In Stripped Pyjamas masuk sini ya. Tapi karena gak bisa, maka saya pilih Second Chance Summer dari Morgan Matson. Ah...saya kangen Ayah sehabis membaca buku itu.
Oh...sama Room-nya Emma Donoghue (pokoknya buku ini harus masuk survey). Room sukses bikin saya tegang, sesak napas, dan lega setelah kelar baca.

Finite Incantatem
nullifies other spells

A book you thought you’d dislike, but ended up loving. Harry Potter & Sorcerer Stone oleh JK Rowling.
Hahaha....ya maap. Soalnya pertama ketemu Harry Potter, saya belum tahu akan nama besarnya, jadi saya hanya menilai dari cover. Dan cover Harry Potter ini gak menarik sama sekali buat saya.

Yak...itulah jawaban saya. Seru dan kreatif kan kuisionernya.
Gimana dengan jawaban kamu? Ikutan yuk. Kasi tau jawaban kamu di komen. Ato lebih baik lagi, bikin post serupa di blog dan tinggalkan linknya di komen ya biar kita bisa saling berkunjung.




Friday, December 13, 2013

M Is For Magic

Data Buku :
Judul : M Is For Magic
Penulis : Neil Gaiman
Penerbit : Bloomsburry
Bahasa : Inggris
ISBN : 0747595682
Also available at : amazon, book depository

Saya suka baca cerpen, saya suka kisah fantasy yang berhubungan dengan magic. Tapi kalo digabung menjadi kumcer kisah-kisah fantasy, maka saya akan bilang : "Thanks, but no thanks." Saya sudah pernah membaca kumcer fantasi yang berjudul Arassi dan saya kecewa.

See...buat saya, fantasy yang bagus itu tercipta dari alur dan penokohan yang kuat. Tak lupa latar belakang dunia fantasynya pun harus diceritakan dengan akurat. Saya gak suka kalo setting dunia fantasynya cuma diceritakan sekilas saja, membuat saya susah membayangkan dunia rekaan si penulis. Karenanya saya beranggapan cerita pendek bukanlah wadah yang tepat untuk fantasy.

Apalagi saya tipe pembaca yang mesti membangun "mood" sebelum bisa masuk ke dalam satu cerita. Kendala yang sering saya temui di kumcer adalah, saat mood saya sudah terbangun, eh tahu-tahu ceritanya sudah selesai dan berganti cerita lain. Kalo cerita berikutnya bagus sih, mood saya gampang direkonstruksi. Lah...kalo ceritanya jelek? Yang ada saya bete dan si mood pun menghilang selamanya, berakibat tuh kumcer gak selesai dibaca. Makanya sejak dulu saya paling males beli kumcer. Paling pinjem doang dan dibaca semaunya saja.

Tapi....saya ketemu kumcer fantasynya Neil Gaiman di obralan Bras Basah seharga 2 SGD. Gimana oh gimana caranya saya bisa cuekkin bukunya Neil Gaiman? Apalagi harganya cantik banget (._.). Jadi...dengan mengesampingkan antipati saya terhadap kumcer, mari kita bedah isi buku ini.

Kumcer ini dimulai dari Introduction dari Neil Gaiman sendiri. Ada dua kalimat dari beliau yang berkesan banget buat saya, yaitu :
Stories you read when you’re the right age never quite leave you. You may forget who wrote them or what the story was called. Sometimes you’ll forget precisely what happened, but if a story touches you it will stay with you, haunting the places in your mind that you rarely ever visit.
dan
Short stories are tiny windows into other worlds and other minds and other dreams. They are journeys you can make to the far side of the universe and still be back in time for dinner.
Kedua kalimat ini mengembalikan ingatan saya ke masa kecil ketika saya tergila-gila dengan kumpulan dongeng. Dulu itu memang saya suka cerita yang pendek saja karena saya belum kuat membaca lama. Dan ada beberapa dongeng yang terus menempel di benak saya bahkan sampe sekarang. Dan ada 1-2 cerita di kumcer ini yang menarik ingatan saya pada dongeng favorit itu.

Cerita pertama berjudul "The Case of the Four and Twenty Blackbirds" berkisah tentang seorang detektif swasta yang dapat permintaan dari seorang wanita untuk menyelidiki siapa pembunuh kakaknya. What's the catch? Karena yang terbunuh itu ternyata Humpty Dumpty, si telur pecah yang beken di nursery rhymes itu. X)) Saya ampe nyengir lebar waktu tahu si korban yang dimaksud adalah Humpty Dumpty. Gak nyangka aja Gaiman akan nge-twist cerita ini. Soalnya dari dulu juga saya penasaran kenapa Humpty Dumpty bisa meninggal. Tapi saya lebih terpana lagi waktu baca endingnya. Okay...I'll never guess s/he's Humpty Dumpty's killer. Bintang 2 untuk ide Humpty Dumpty.

 Cerita kedua berjudul "Troll Bridge". Cerita ini tentang seorang anak yang bertemu sebuah (?) troll di jembatan. Si troll berniat mengambil kehidupan sang anak, tapi si anak melakukan tawar menawar dengan troll. Dia berjanji akan kembali lagi setelah dewasa. Apakah si anak menepati janjinya? Ah...kamu mesti baca sendiri. Entah kenapa, saya merasa deja vu baca cerita ini. Seperti pernah baca entah di mana gitu. Saya suka endingnya. Bikin saya tertegun dan berasa pengen jadi si anak. #lho. Bintang 3 untuk endingnya.

Cerita ketiga bertitel "Don't Ask Jack", cerita favorit saya di sini. Ide ceritanya simpel banget kok. Cuma tentang sebuah jack in the box yang terlupakan di dasar kotak mainan. Sang jack yang tetap mempengaruhi anak-anak majikannya bahkan setelah mereka dewasa. Udah cuma gitu aja; tanpa dialog sama sekali malah.
Tapi kesan yang tertinggal itu daleeemmmm banget. Kepiawaian Gaiman merangkai kata dan membangun suasana mistis beneran terasa di sini. Karena setelah baca cerpen ini, saya langsung bertekad menyingkirkan jack-in-the-box milik saya.
(oke...saya ngaku. Saya emang takut dengan badut yang berwajah seperti gambar di sebelah. Terlihat menakutkan bukan? Dan apesnya, jack-in-the-box punya saya ya kayak gini) (._.) Empat bintang untuk kesan "gak enak" yang masih terasa bahkan sampai sekarang.

 Cerita selanjutnya adalah "How To Sell The Ponti Bridge" yang berlatar di sebuah klub penjahat. (Well...saya gak bisa menemukan arti yang tepat untuk "rogue club"). Pokoknya rogue club yang dimaksud adalah klub para kriminal elit. Hanya para pelaku kriminal "remarkable" yang bisa masuk ke klub ini. Lalu di suatu hari, para anggota klub ngobrol dan semua berpendapat bahwa untuk masuk ke klub harus melakukan kejahatan yang spektakuler. Kejahatan standar seperti menjual jembatan Ponti sih gak bakal diterima. Pendapat ini ditentang seorang gentleman yang mengisahkan pengalamannya diterima di klub terhormat ini. Lalu bergulirlah salah satu cerita kriminal paling sederhana namun paling cerdas yang bisa dilakukan manusia. Unik.
Cerita ini terinspirasi dari Victor Lustig yang menjual Menara Eiffel dengan cara yang sama. Kalo udah tahu tentang Lustig, maka ide di Ponti Bridge ini tidak terasa baru. Dua bintang untuk gaya bertuturnya yang menarik.

Bab selanjutnya berjudul "October In The Chair", berkisah tentang 12 sosok yang melambangkan ke-12 bulan yang berkumpul di depan api unggun dan masing-masing menceritakan sebuah kisah. Menarik membaca kisah yang diceritakan para bulan tersebut, tapi lebih menarik lagi melihat karakter para bulan yang digambarkan Gaiman. Ada Maret yang ceria, Oktober yang bijaksana, November yang gloomy dan sifat lain yang mewakili cuaca di masing-masing bulan tersebut.
Gaiman sudah bilang kalo cerita ini dia persembahkan untuk Ray Bradburry (sepertinya sebagai balasan untuk salah satu cerpen milik Bradburry), tapi bagi saya kisah ini justru mengingatkan pada beberapa dongeng Grimm. Ya...Grimm suka sekali bikin cerita tentang 12 bulan yang duduk berkumpul di perapian di tengah hutan, contohnya seperti kisah Dobrunka & Empat Musim. Dan saya jadi teringat lagi ucapan Gaiman di bagian Introduction waktu dia bilang cerita yang bagus akan hidup selamanya dalam dirimu. Indeed, Mr Gaiman. :) Empat bintang untuk 12 bulan tersebut.

Berlanjut ke "Chivalry" yang bercerita tentang Mrs. Whitaker yang menemukan holy grail. Iyaa...beneran holy grail si cawan suci itu. Ada seorang ksatria yang berkeras mendapatkan holy grail tersebut dan ngotot membawa benda-benda berharga lainnya ke Mrs Whitaker untuk ditukar dengan sang cawan. Namun Mrs. Whitaker yang sederhana itu berpikir bahwa si holy grail akan tampak bagus sebagai hiasan di gantungan mantelnya. Mrs. Whitaker gak butuh pedang Balmung, Philosopher Stone atau pun telur Phoenix karena gak cocok digantung di gantungan mantel miliknya. Lalu kira-kira apa yang bisa dilakukan sang ksatria agar Mrs. Whitaker setuju melepas holy grail?
Ceritanya ringan aja, tapi saya suka. Penasaran melihat usaha ksatria untuk mendapatkan holy grail dan tertarik melihat barang apa lagi yang akan dia bawa. Saya jadi bertanya juga sih : sepenting itu ya holy grail sampe telur phoenix aja kalah berharga dari holy grail? Wow...
Tiga bintang untuk Mrs. Whitaker yang sederhana.

Cerita selanjutnya adalah The Price, salah satu cerita favorit saya. Tentang sebuah keluarga yang tak segan membuka pintu untuk kucing-kucing telantar yang mampir ke rumah mereka. Suatu hari datang seekor kucing hitam yang terluka parah. Dengan telaten mereka merawat kucing tersebut. Tapi bukannya sembuh, luka si kucing malah makin parah seolah-olah dia berkelahi setiap malam. Demi keselamatan si kucing, maka kucing tersebut dikurung di gudang bawah tanah selama 5 hari.
Namun dalam 5 hari itu, keluarga tersebut mengalami kejadian sial secara beruntun. Setelah si kucing dikeluarkan dari kurungannya, nasib buruk yang menimpa keluarga tersebut pun berhenti. Anehnya...si kucing hitam pun kembali mengalami luka parah. Sang ayah yang penasaran memutuskan memantau kira-kira hewan apa yang dilawan kucing hitam hampir tiap malam. Bisakah kamu menebak apa yang akan dia lihat?
Saya suka cerita ini. Ada perasaan simpati, sayang, sekaligus sedih untuk kucing hitam. Dan saya suka kalimat penutup cerpen ini :
I wonder what we did to deserve the Black Cat. I wonder who sent him. And, selfish and scared, I wonder how much more he has to give.
Terasa biasa memang. Tapi bacalah cerpen ini dan kamu akan mengerti kegalauan sang Ayah. Empat bintang untuk sang kucing hitam.

Cerita berikutnya adalah "How to Talk to Girls at Parties". Eugh....saya paling gak suka sama cerita ini. Ada unsur scifi-nya sih, tapi gak kena buat saya. Bercerita tentang seorang remaja awkward yang dipaksa temannya untuk ikutan pesta. Awalnya dia merasa canggung ngobrol dengan gadis-gadis di pesta tersebut, namun lama-lama mulai merasa relax. Dan saat keadaan mulai terasa sangat nyaman, sang teman datang dan memaksanya pergi karena ternyata para gadis tersebut adalah... baca sendiri aja yaaa X)
Yah...buat saya ceritanya flat aja. Twistnya udah ketebak dari awal. Gaiman mendingan stick ke fantasy aja deh. Gak usah coba-coba buat scifi, soalnya cerpen ini gagal banget. Hey....ternyata ada juga karya Gaiman yang saya gak suka. Satu bintang aja deh ya.

Lanjut ke "Sunbird" yang bercerita tentang klub ahli kuliner. Para ahli kuliner ini bukan sembarang ahli. Mereka sudah pernah makan  semuanya. Dan yang saya maksud beneran semuanya, dari tikus tanah, kutu dan elang sampai ke mammoth, mastodon dan badak Jawa. Salah seorang dari mereka menyarankan untuk mencari Sunbird, si burung legenda. Dan mulailah perjalanan mereka ke Suntown untuk mencari burung tersebut.
Yang bagus dari cerpen ini adalah endingnya itu. Saya ampe terpana bentar dan mikir "Eh...tadi gimana?" waktu sampe di ending (yah sepertinya ini dikarenakan otak saya memang teflon) X). Tiga bintang untuk para ahli kuliner fantastis ini.

Cerita terakhir adalah "The Witch's Headstone" yang merupakan prekuel untuk The Graveyard Book.
Ah...saya males aahh ceritain yang ini #lho. Yah...kalo kamu udah baca Graveyard book, pasti bisa kebayang kalo cerpen ini gak kalah bagusnya. Tiga bintang untuk Bod pokoknya.

Sampai selesai membaca kumcer ini, saya masih bisa bilang kalo saya gak suka kumcer. Tapi toh saya akui kalo saya sangat menikmati membaca M is For Magic. Ada nuansa magis yang terasa dalam setiap cerpen di buku ini yang bisa membawa saya larut ke dalamnya. Juga menarik kembali kenangan saya pada kumcer dongeng favorit sewaktu kecil. Soalnya ada beberapa cerpen di kumcer ini yang punya aura mirip dengan dongeng-dongeng lama.

Untuk hal itu, saya berterima kasih pada M is For Magic milik anda, Mr. Gaiman. Walau pun tetap gak bisa menaruh kumcer di list to-buy saya, tapi saya bersyukur di salah satu liku hidup ini, saya pernah ketemu dengan M is for Magic.
M trully is for Magic, Sir. :)

Tuesday, December 10, 2013

Birthday Giveaway Winners Announcement

 NovGA


Halo semuanya....(berasa ada yang nungguin ini update) X)
Maaf ya post ini baru bisa tampil di sore hari.

Terima kasih buat yang sudah partisipasi di giveaway saya kemarin. Atas segala kekeliruan, error, kekhilafan dan semua yang kurang berkenan, saya mohon maaf. Percayalah....semua datangnya  dari saya karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT #berasakenduri.