Friday, February 07, 2014

Rate My Love

Data Buku
Judul : Rate My Love
Penulis : Cassandra & eLa
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2007
Bahasa : Indonesia
ISBN :  9797801799
Halaman : 210

Feel, gadis polos manis, tengah berbahagia karena di hari ulang tahunnya, sang pacar tajir (Chopy) mengajaknya dinner romantis. Sayang, akhirnya ketahuan kalo Chopy ini gak lebih dari playboy cap kapak tiga dan menganggap Feel hanya selingan. Waktu lagi sibuk mengelus hatinya yang luka (tsah!), Feel melihat sebuah iklan reality show baru di TV berjudul Rate My Love. Acara ini menjanjikan kontestannya akan mendapatkan cinta sejati.

Dimitri adalah produser ambisius yang dikenal bertangan dingin. Buat dia, acara yang 'nempil' dipegangnya adalah acara dengan tema 'keren' seperti perang di Timbuktu, keterlambatan bantuan pengungsi di Etiopia, ato apalah itu.
Tapi itu dulu, sebelum kecelakaan yang melumpuhkan kedua kakinya. Sekarang, dia malah ditugaskan menangani Rate My Love,acara cemen dan omong kosong menurutnya.

Tapi tugas adalah tugas. Dan Dimitri bertekad akan membuat Rate My Love menjadi acara dengan rating tertinggi apapun caranya.
Dan "apapun" itu termasuk mencari kembali sosok dr. Banner, dokter yang ada di kenangan Feel sejak lama.
Hanya itu? Jelas nggak.    
Ketika diketahui dr. Banner sudah bertunangan, Dimitri tega menyabotase hubungan tersebut. Dimitri tak sadar, dengan memutuskan pertunangan dr. Banner, dia berpotensi memutuskan kebahagiaannya sendiri.

Lho? Apa hubungannya? Temukan saja sendiri.
Yang pasti, plot di buku ini gak sesimpel yang saya jabarkan di atas. Masih ada lekukan dan tikungan lain sebelum pembaca mencapai kata "Tamat".
"Sepanjang karir, program yang gue pegang belum pernah gagal. Kalian mau jadi warga negara yang baik dan diketawain stasiun lain? Just forget this bullshit ethic and be the winner."
-Dimitri-
Mungkin karena penulis buku ini adalah penulis skenario juga, membaca buku ini rasanya kayak menonton film (jadi ini sebenarnya lagi baca ato nonton sih?). Adegan-adegan di buku ini begitu mudah dibayangkan oleh otak saya. Ini juga salah satu faktor yang bikin saya suka buku ini.

Hal lain yang unik adalah karakterisasi para tokohnya. Masing-masing tokoh ini punya fungsinya yang unik, sehingga walaupun kemunculan mereka hanya sebentar, tapi gak mudah dilupakan oleh pembaca (saya). They're lovable in their own way.

Ketiga karakter utamanya adalah :
 "Saya hampir mati karena cinta. Tapi kalau nyawa pantas dikorbankan demi cinta, kenapa nggak berkorban lebih jauh lagi? Dengan terus hidup biar pun sendiri. Keliatan kuat biarpun patah hati.Tenang, biarpun sebenarnya mau nangis. Berdiri di depan kamera dan kelihatan bodoh. Atau bahkan melakukan pengorbanan yang paling besar. Berharap saya akan menemukan cinta sejati saya." (Feel)
Feel (pastinya).
Dari luar sih Feel tampak seperti gadis manis, baik, jago masak.Tapi dia juga menyimpan sejuta pesona absurd, contohnya : selalu menyimpan sikat debu buat emergency, punya ikan koki kesayangan yang diberi nama "Pus", menyimpan lilin berbentuk kue sebagai hadiah ulang tahun buat diri sendiri dan selalu membawa kertas resep dengan nama "dokter Banner".
Buat saya, yang paling menarik dari Feel adalah kelemotannya. Dia sering gagal paham dengan sinyal dan kode yang diberikan Dimitri. Jadilah Dimitri gemas sendiri  menghadapi Feel.
"Ngaku aja! Kamu sebenarnya dikirim siapa? Stasiun lain buat nyabotase karir saya? Hukuman dari Tuhan karena saya lahir terlalu ganteng? Kenapa saya harus ketemu sama kamu? Semua bencana pasti ada alasan di baliknya! Karena nggak mungkin di dunia nyata ini ada manusia sebodoh kamu!" (Dimitri)
Dimitri
Produser perfeksionis berhati dingin ini berubah ketika Feel memasuki hidupnya. Perlahan dia jadi lebih terbuka, walo gak berkurang galaknya. Saya sudah bilang di atas kalo Dimitri rela melakukan apa pun demi menaikkan rating Rate My Love.
Dan iyah, beneran apapun. Termasuk memaksa seorang krunya makan udang walo tahu si kru alergi berat sama udang. Ato mengirim seorang aktor untuk memikat hati tunanagan dr. Wawan, gak peduli walau pun pernikahan dr. Wawan tinggal seminggu lagi. Dimitri memang setega itu.
Makanya perubahan karakter Dimitri di akhir buku jadi kerasa banget. Dan pembaca pun dibikin bersimpati sama si galak ini.
 "Alangkah menyedihkan jika nyawa manusia hanya dipandang sebagai poin dalam perhitungan bisnis." (dr. Wawan)
dr. Banner aka dr. Wawan
dr. Wawan sepertinya spesies langka di dunia ini. Ganteng, idealis, lulusan terbaik di angkatannya, jago masak, kesehatan prima dan punya jiwa sosial yang tinggi banget.Sempurna ya?
Teorinya, dr. Wawan adalah orang ketiga di antara hubungan Feel-Dimitri. Tapi sebagai pembaca, saya toh gak bisa sebal sama dr. Wawan. Dia terlalu baik dan terlalu sabar untuk disebalin.

Bukan hanya tiga tokoh itu yang mencuri perhatian. Bahkan peran pendukung seperti Jeb dan Siti Cempaka (mantan tunangan dr.Wawan) pun mampu mencuri perhatian dan meninggalkan kesan di benak saya.

Tapi dengan semua pujian ini, jangan kira Rate My love gak punya kekurangan. Ada buanyaaakk sebenarnya.
Pertama ada banyak plot hole di buku ini. Entahlah....mungkin karena terbatas jumlah halaman, ato mungkin ada kesalahan pengeditan. Ada beberapa hal yang masih menyisakan tanya di benak saya.  Trus juga, saya sih ngerasa progress hubungan Feel-Wawan terlalu cepat. Belum lagi gak ada latar karakter yang jelas bagi tiap tokohnya.

Kedua, terlalu banyak adegan absurd dan kebetulan ala sinetron di novel ini. Meski begitu, mungkin karena dari awal saya sudah menerima bahwa ini adalah novel komedi yang gak usah diseriusin banget, saya juga gak terlalu memusingkan keabsurdannya sih. Yang penting saya merasa senang tiap kali membaca ceritanya. Cukup itu saja.

Satu lagi yang berkesan dari novel ini adalah : endingnya.
Sepanjang cerita tuh, dukungan saya selalu berpindah antara ke dr. Wawan atau Dimitri. Dan sampe akhir, saya tetap gak bisa milih. Jadi ketika mengetahui endingnya begitu, saya berpikir : "Ya sudahlah." Saya rasa keren juga penulisnya, karena dia mampu membuat pembacanya tak berpihak.

Lalu setelah adegan yang saya kira ending, ternyata ada kelanjutannya. Adegan selanjutnya membuat saya berpikir : "Eh...maksudnya apa?" Dan sampe sekarang, saya belum mampu menemukan jawaban pasti maksud adegan tersebut X)

In short, Rate My Love is a light reading that's fun to read, with engaging characters and intriguing ending. What's not to like? ^_^

Wednesday, February 05, 2014

Buku = Investasi (???)


Post ini terbit karena tergelitik akan artikel yang berjudul 5 Aset Yang Mungkin Anda Punya Di Rumah. Artikel ini memberi info kalo ada beberapa barang di rumah kita yang bisa jadi aset berharga di kemudian hari seperti perangko kuno, lukisan ato perhiasan (yang ini mah jelas lah yaa).
Ebentar....sebelum lanjut, biarlah saya informasikan dulu kalo menurut LiveOlive, aset adalah barang milik yang punya nilai ekonomis, bisa dijual dan biasanya harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli.

Yah...buat saya sih koleksi perangko kuno atau lukisan dengan harapan harganya melambung suatu hari nanti iyu bukan saya banget. Tapi jadi kepikir juga : koleksi buku saya kira-kira bisa jadi aset gak ya suatu saat nanti? Apa buku bisa dianggap investasi masa depan (selain investasi untuk pengetahuan pastinya).

Lalu saya pun iseng browsing, dan yang ketemu malah website yang menawarkan buku second dengan separuh harga. Waduh.....ini sih bukan aset namanya *emot muka kosong ala WA* o.O
Mencoba browsing dengan keyword berbahasa Inggris, yang ketemu malah artikel List of Most Expensive Books. Pas liat list-nya, yaiyalaaaaahhh mahal. Wong di list itu ada Codex Leicester yang masih tulisan tangan asli Leonardo da Vinci dan Magna Carta original exemplar.

Hadeuh.....butiran debu digital kayak saya ini mana nempil sih berurusan dengan buku sakti semacam itu
Trus gimana dong? Masa' sih koleksi saya dikategorikan bukan aset? *gak ikhlas* Hingga suatu hari, saya iseng liat-liat akun facebook para penjual buku dan perhatian saya terantuk pada penjual komik seken nan langka.

Ah ya benar sekali!
Komik terbitan jadul yang sekarang sulit dicari bisa dikategorikan aset juga. Soalnya banyak banget peminat komik lawas ini. Contohnya komik Yokohama yang ketika terbit dulu seharga Rp 3000,-/buku, sekarang harganya Rp 450.000,-/set (7 buku). Padahal, seandainya dibeli dengan harga komik baru saat ini pun, 7 buku itu gak nyampe 300rb mestinya.

Satu lagi komik langka berharga mahal itu Time Limit. Komik yang legendaris saking lucunya ini sekarang dibanderol Rp 290.000/set. Murah? Ehm...gak juga sih. Soalnya harga segitu biasanya bukunya udah gak terlalu mulus lagi.

Tapi harga kedua komik lawas itu masih kalah epik dengan komik Pank Ponk yang sangat melegenda itu.

sumber
Bayangkan......satu set komik Pank Ponk dengan kondisi seperti di atas (cover bukunya gak lengkap), dijual seharga Rp 1.200.000,-.
Iyaaa.....kamu gak salah baca kok. Harganya beneran 1,2 juta.
Saya ulang lagi ya biar dramatis (halah!) : SATU KOMA DUA JUTA! ヘ(゜◇、゜)ノ *nebok celengan semar* *isinya duit jigo-an semua*. Padahal siapa pun pemilik pertama komik ini, dia belinya seharga Rp 3000/buku. Naik sekali ya harganya.

Komik lain yang juga dianggap berharga itu : Si Cerdik Michael (dihargai Rp100.000/buku), The Duck of Mr. Fredward (sekitar 400rb/set), dan City Hunter (600rb/set, kondisi gak mulus).
Dan saya teringat satu set ensiklopedi lawas yang dulu pernah saya bahas di sini. Ensiklopedi itu kalo dijual sekarang harganya bisa 3x lipat harga belinya dulu. o.O

Jadi buat kalian yang dulu koleksi komik, coba dibongkar lagi koleksinya. Dilihat, adakah komik-komik langka ini di antaranya? Kalo ada, buruan diselamatkan. Jangan sampe kena banjir ato dimakan rayap (musuh kutu buku nih).

Gimana dengan saya?
Well....saya punya sih beberapa komik langka di atas. Sayangnya, saya justru gak punya Pank Ponk ( ._.)/|suram|. Ada yang mo kasi gak ya? Apa untuk Secret Santa tahun 2014 ini saya bikin wishlist-nya komik Pank Ponk aja? #woooyyy
Tapi saya tetap masih gemes nih. Masa' iya sih gak ada novel yang bisa masuk kategori "aset"? (dan definisi novel di sini adalah novel yang pernah diterbitkan secara massal, bukannya buku yang cuma ada satu di dunia semisal naskah tulisan tangan asli Leonardo Da Vinci itu). Ada yang tahu novel apa aja yang masuk kategori "aset"?


(PS : Oya...kalo ada yang terinspirasi menjadikan komik sebagai aset, saran saya nih : jangan terlalu tahan harga ya. Buruan dijual sebelum Elex ato penerbit lain cetak ulang komiknya. Kejadian di komik Sailor Moon dan Miss Modern yang dulu harganya meroket, sekarang terjerembab dengan sukses gegara dicetak ulang. Yang punya Pank Ponk, boleh lho dijual ke saya seharga 3ribu.buku #laaahh)