Sunday, March 22, 2015

Miracle Juices Penumpas Diabetes dan Hipertensi

Judul : Miracle Juices Penumpas Diabetes dan Hipertensi
Penulis : Desty Ervira P, S.Gz, MPH
Penyunting : Diah Ari
Penerbit : FMedia
ISBN : 9790065345
124 hlm; 15cm x 23cm
Cetakan pertama, 2015
Rating : 3,5 out of 5 stars
Status : Owned

Ayah saya punya hipertensi sedangkan dari pihak ibu ada keturunan diabetes melitus. Jadi sedari kecil, saya sudah agak waswas sama 2 penyakit ini.
Ditambah lagi sekarang saya dapat giliran megang klinik diabetes di kantor. Yaa...emang masalah pola diet pasien diatur oleh bagian gizi di kantor sih, tapi kan saya tetap musti jawab ya kalo ada client yang nanya apakah buah A ato buah B bagus untuk penyakit mereka.

Jadi emang saya udah lama pengen punya buku yang mengupas soal buah apa saja yang baik bagi penderita kedua penyakit ini tapi dengan bahasa yang ringan. Untunglah akhirnya saya ketemu buku ini.
"Serat mampu mengikat sebagian gula yang akan masuk ke aliran darah dan membuangnya keluar bersama feses sehingga lonjakan kadar gula darah dapat diminimalisasi."
"Jus dapat menggantikan pengeluaran air dan elektrolit berlebih pada diabetesi. Mengingat salah satu tanda khas pada pasien diabetes adalah buang air kecil terus-menerus."(Hlm. 12)
Miracle Juices Penumpas Diabetes dan Hipertensi dimulai dengan testimoni dari mereka yang telah mencoba terapi jus buah. Lalu penjelasan singkat tentang penyakit diabetes melitus, hubungannya dengan hipertensi sampai ke penjelasan mengapa jus buah cocok sebagai diet harian penderita diabete dan hipertensi. Jangan khawatir, semua dijabarkan dengan jelas, gak bertele-tele dan bahasa yang mudah dipahami awam kok.

Ada 70 resep jus yang di buku ini, lengkap dengan cara membuat dan takaran tiap bahan yang diperlukan. Menurut saya pemilihan kombinasi buah dan sayurnya kreatif. Seperti jus popeye yang dibuat dari bayam, wortel dan jeruk nipis. Saya sih gak kebayang gabungin bayam sama wortel. Tapi pas dicoba ternyata enak juga. Atau jus broya yang terdiri dari brokoli rebus dan pepaya. Saya gak doyan brokoli sebenarnya, tapi pengen makan karena banyak manfaatnya. Jadi selama ini saya maksain diri makan brokoli. Nah dengan dibuat jadi jus seperti ini, saya jadi bisa menikmati brokoli. 
Foto tiap jus yang turut disertakan dalam buku ini sanggup menggugah rasa penasaran saya untuk mempraktekkan resep-resepnya. :))

Yang menyenangkan juga, selain kreatif dalam memilih bahan, buku ini turut menyertakan nilai gizi per porsi dari tiap jus yang ada beserta alasan kenapa paduan buah A dan sayur B (misalnya) cocok untuk pasien diabetes dan hipertensi. Jadi misalnya suatu saat udah jenuh dengan semua resep yang ada di buku ini, pembaca bisa berkreasi sendiri. Gabungin selada air sama anggur misalnya. Kan tinggal dibaca selada punya kandungan apa, anggur bagus untuk apa, terus bisa menilai sendiri apakah 2 bahan itu tepat untuk dipadu ato nggak.
(PS : Maafkan kualitas fotonya yang kurang ya. But you get what I mean, right? Right?)

Tapi bukan itu bagian paling menyenangkan untuk saya.
Yang bikin saya langsung sayang banget sama buku ini justru ada di halaman bonus!
Yep...penulis menyertakan halaman bonus yang berupa indeks glikemik dari berbagai makanan. Mulai dari makanan pokok seperti oatmeal, singkong, nasi, hingga ke soft drink dan "cemilan" semacam pizza.
Juga ada tabel panduan mengenai karbohidrat, gula, protein, lemak, sayuran dan lain sebagainya yang dianjurkan untuk pasien diabetes serta mana yang sebaiknya dihindari.

Udah cukup lengkap? Eits...nanti dulu.
Masih ada 1 tabel lagi yang seru. Yaitu Contoh Menu Harian Bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi. Yaayyy...!!!


Pokoknya kerasa banget kalo buku ini emang ditulis oleh ahli gizi yang sangat menguasai bidangnya dan ditujukan khusus bagi mereka yang concern dengan diabetes dan hipertensi. Dan buku ini jadi semacam 'buku pintar'nya para diabetesi dan hipertensian. Abis cuma 114 halaman tapi sarat isi.

Saya ampe naro 2 eksemplar buku ini di ruang tunggu klinik DM kantor saya. Yah sebagai bahan bacaan pasien sambil menunggu giliran konsultasi gitu. Menunggu sambil menambah ilmu? Kenapa nggak :).


Saturday, March 21, 2015

It's A Party! BBI's Turning 4!

HUT-BBI

Hallo.....! Selamat memasuki 1/3 akhir bulan Maret.

Dengan semakin dekatnya akhir Maret, berarti semakin dekat pula kita pada tanggal 13April yang merupakan hari jadi BBI yang ke-4. Yeaaayyyy.... *tebar confetti"

Untuk menyambut HUT BBI,  Divisi Event BBI yang kreatif mengadakan proyek Around the Genres in 30 Days. Proyek ini mengajak netizen, pencinta buku, dan pembaca aktif untuk menelusuri lebih jauh tentang tiga genre besar (Science-Fiction & Fantasy, Children & Young Adult’s Lit, dan Romance) yang telah dikenal luas. Saya tergabung dalam tim Children & Young Adult’s Literature, jadi mulai dari postingan ini dan ke depannya, postingan di Through Tinted Glass akan berhubbungan dengan literatur anak & remaja. Nggak cuma di sini aja tentunya, karena masih ada sederet blog buku yang bisa kamu pantengin di bulan April nanti. Here they are:

  1. Faraziyya's Bookshelves (https://blogbukufaraziyya.wordpress.com/)
  2. Orinthia’s Bookshelf (http://orinthiaandbooks.blogspot.com)
  3. Books to Share (http://perpuskecil.wordpress.com)
  4. Carpe Noctem (http://sleepy-bookworm.blogspot.com)
  5. Delina Books (http://delinabook.wordpress.com)
  6. Lensa Buku (http://lensabuku.com)
  7. My Little Library (http://atriadanbuku.blogspot.com)
  8. Kuroneko Book Club (http://kuronekobookclub.blogspot.com)
  9. Ngidam Buku (http://ngidambuku.blogspot.com)
  10. Bacaan B.Zee (http://bacaanbzee.wordpress.com)
  11. Book-admirer (http://book-admirer.com)
  12. Ketimbun Buku (http://mata-p3ni.blogspot.com)
  13. My Book Corner (http://justaveragereader.blogspot.com)
  14. Teritori Dongeng (http://pecandudongeng.blogspot.com/)



Apa yang akan dilakukan grup Children & Young Adult Literature di acara ini? 13 Days Reading Children & Young Adults Literature jawabannya.

Yap! Kami menantang kamu untuk ikutan baca buku-buku bersegmen anak & remaja selama 1 s.d 13 April mendatang. So, masih ada waktu untuk ngumpulin daftar bacaan kamu! Tenang, akan ada rewardnya dong :-)

Kalo kalian ikutan Reading Challenge, kalian akan dapat poin lebih untuk masuk undian pemenang GA Hop 1-13 April mendatang. Dan buat yang ngga ikutan Reading Challenge pun kami sudah siapkan hadiahnya. Stay tune!
Psstt...bocoran: Akan ada voucher belanja nominal 300k & 200k untuk 2 pemenang dan 2 paket buku untuk 2 pemenang. Selain itu, akan ada surprise lainnya jadi pastikan untuk beredar di blog ini dan blog-blog yang saya sebutkan diatas ;-)


Children & Young Adult’s Literature Talks Blog Tour

Kamis (2/4):
Jum’at (3/4):
  • Ngidam Buku : Feature: Detektif Cilik dan Remaja Mancanegara dalam Literatur Anak (CL)
Sabtu (4/4):
Minggu (5/4):


Senin (6/4):


Selasa (7/4):

  • Lensa Buku : Feature: Antara Bacaan Anak dan Bimbingan Orangtua (CL)

Rabu (8/4):


Kamis (9/4):

  • Bacaan B. Zee : Feature: Let’s Talk About Children’s Classic (CL)

Jum’at (10/4):


Sabtu (11/4):

  • Book Admirer : Feature: Anak-anak Berkebutuhan Khusus dalam Literatur Anak (CL)

Minggu (12/4):


Senin (13/4):



Sunday, March 08, 2015

Stolen Songbird

Judul Asli : Stolen Songbird
Judul Terjemahan : Negeri Troll Yang Hilang
Penulis : Danielle L Jensen
Penerbit : Fantasious
Tahun Terbit : 2014
Bahasa : Indonesia
ISBN13: 9786020900049
Format: Paperback
Status : Owned. Hadiah dari Maryana.
Rating : 3 out of 5 stars

Cécile de Troyes mengira masa depannya ada di panggung-panggung megah di Trianon. Ia yakin kariernya sebagai penyanyi bersuara merdu akan cemerlang begitu ia meninggalkan Goshawk’s Hollow.
Namun, secara tak terduga dia diculik dan dibawa ke sebuah negeri yang selama ini hanya pernah didengarnya dari dongeng lama. Ke sebuah kota yang terkubur di bawah reruntuhan gunung, kota yang dipenuhi oleh makhluk troll.

Karena sebuah ramalan, kaum troll mengira Cécile bisa menjadi kunci melenyapkan kutukan penyihir Anushka yang melingkupi Kota Trollus selama lima abad. Kutukan yang membuat mereka tak mampu keluar dari kungkungan Gunung Terlupakan. Kutukan yang membuatnya terikat dengan pangeran troll angkuh bernama Tristan. Mau tahu bunyi ramalannya? Nih :

Mata biru dan rambut merah
Kunci dari gairah.
Suara bak malaikat dan tekad kukuh
Dan penyihir gelap akan bersimpuh.
Kematian mengikat dan ikatan mematahkan
Mentari dan rembulan bersatu demi keselamatan.
Pangeran kegelapan, putri terang,
Ikatan membawa ajal penyihir menjelang.
Tarikan napas pertama mereka,
Kala pertama sang penyihir terjerumus nestapa.
Persatukan dua nama dalam syair
Dan kutukan pun berakhir

Awalnya, Cecile pikir hidupnya lebih baik berakhir, sampai ketika ia mulai menyadari rahasia-rahasia terselubung yang ada di kota itu. Ia sadar, jika ia melibatkan diri lebih jauh dengan segala intrik kaum troll, semua tak akan pernah sama lagi. Namun, terkadang, harus ada yang melakukan hal yang tak terbayangkan.

Mampukah Cécile bertahan dan menguak rahasia negeri troll? Kau pikir kau sudah tahu tentang kaum troll? Tunggu sampai kau menyelesaikan petualangan ini

"Kupikir sudah menjadi sifat kita untuk memercayai bahwa hal buruk selalu memiliki rupa yang buruk. Keindahan seharusnya bagus dan baik, dan mendapati hal yang sebaliknya terasa seperti pengkhianatan kepercayaan. Pelanggaran atas hukum alam."
-Tristan-

Uhhmm...sebenarnya sekarang ini saya paling ogah me-review buku dari serial yang belum tamat. Karena itu artinya saya nge-review sebelum tahu kelanjutan ceritanya. Buat saya, ini seperti nge-review buku yang belum kelar dibaca, soalnya saya memandang sebuah serial sebagai satu kesatuan.

Banyak serial yang menjanjikan di buku pertama tapi kacrut di buku terakhir (Twilight, Divergent & Delirium misalnya), ato bagus di awal dan lebih bagus lagi di buku terakhir (too many to choose, try Harry Potter & LOTR), kacrut di awal tapi bagus di akhir (kata teman saya sih Fifty Shades of Grey termasuk kategori ini. Yah secara saya belum baca buku 2 dan 3-nya FSOG jadi saya manut aja deh) ato yang paling parah : kacrut di awal dan lebih kacrut lagi di akhir (contohnya Tr...ah sudahlah). Pada kasus seperti Divergent dan Delirium, karena ending-nya yang nyebelin, saya ampe nurunin rating di buku pertamanya.

Makanya saya kapok deh nge-review dan rating buku pertama doang. Tapi berhubung tahun ini saya punya niat mulia untuk me-review semua buku yang saya baca, so...here's my brief review (pembukanya aja udah panjang, gimana mungkin review-nya bisa singkat XD)
"Aku berharap kita bertemu dalam situasi yang berbeda, di suatu tempat yang sangat jauh, tempat tak ada sihir, politik, dan muslihat. Di mana segala hal di antara kita bisa jadi berbeda. Aku berharap aku adalah orang lain. Tapi aku adalah apa dan siapa diriku, dan semua harapan di dunia ini takkan mengubahnya."
-Tristan-
- Plot :
Gak ada yang baru sih dari segi plot. Tentang dua orang dari golongan berseteru yang terpaksa dipersatukan. A commoner with a noble. Dua orang yang tadinya berantem mulu eh malah jadi cinta. Jadi seperti Romeo & Juliet digabung Cinderella digabung Pride & Prejudice ditambah action begitu lah.

- World building :
Plotnya emang gak baru. Yang baru di sini adalah troll sebagai tokoh utama. Interesting.
Gegara Frozen, image terkuat saya tentang Troll adalah makhluk unyu seperti di gambar. Bahkan troll versi Harry Potter dan LOTR gak bisa merusak image saya akan troll imut versi Frozen. Jadinya, sepanjang baca buku ini saya konsisten membayangkan para Troll sebagai gumpalan batu menggemaskan -__-

Yah...kesalahan saya sih.
Penulis sudah menggambarkan troll versinya dengan terperinci kok (apes aja ketemu pembaca dengan imajinasi cekak kayak saya). Jensen juga sudah menjelaskan kenapa ada troll yang penampilan fisiknya seram dan kenapa ada yang ganteng macam Tristan. Jadi sebenarnya Jensen sudah lumayan teliti membangun dunianya.

Yang kurang dari world building Jensen itu penjelasan tentang setting tempatnya. Setelah ngepoin blog Jensen, saya paham kalo buku ini termasuk high (low menurut saya) fantasy dengan lokasi fiksi. Tapi sekilas, buku ini tampak bersetting di Perancis ato Eropa sekitar tahun 1700an lah.

Jensen juga kurang jelas menggambarkan setting Trollus. Minimal saya butuh peta supaya bisa membayangkan tata letak dan suasana Trollus dengan paripurna (saya udah bilang kan kalo daya imajinasi saya minim?)

- Karakter :


"Dan akankah kau melupakanku? Akankah kenangan tentang gadis manusia yang pernah kaunikahi dan kaucintai memudar sampai seolah dia hanyalah mimpi buruk?"
-Cecile-

Sebagai tokoh utama, Cecile lumayan kok. Minimal dia bukan tipe yang menye-menye doang. Cecile juga (kayaknya) tangguh. Belum keliatan di buku 1 sih, tapi ada potensi untuk itu. Cuma yaa..kepo-nya itu lho. Kenapa siiihhh cewek-cewek di novel semacam ini tuh mesti banget jadi orang kepo? Seperti Bella yang kepo dengan identitas Edward, di sini juga Cecile kepo dengan intrik politik di Trollus. Gak bisa ya duduk-duduk manis aja? :|

Untuk Tristan : saya belum liat pesonanya.
Iya...saya ngerti kenapa banyak pembaca yang suka sama dia. Protektifnya Tristan ke Cecile emang bikin meleleh.
Tapi..yah...galaunya Tristan juga berasa euy :)) (walo saya ngerti sih alasan dia segalau itu). Oh satu lagi, Tristan itu troll yang tertutup. Jadi Cecile (dan pembaca) kebanyakan disuruh menebak sendiri isi hati Tristan. It's kinda tiring for me. Secara umum, buat saya sih karakter Tristan kurang kuat. Mudah-mudahan dia bisa lebih berkembang di buku selanjutnya.

Yang lebih mencuri perhatian saya justru karakter pendukungnya seperti Anais (trol wanita yang naksir Tristan), Marc (sepupu sekaligus asisten Tristan) serta Vincent dan Victoria (troll kembar pencair suasana). Saya malah lebih penasaran kelanjutan nasib 4 troll ini dibandingkan nasib Tristan-Cecile di buku ke-2.

Tokoh antagonisnya sejauh ini ada 2 : Angouleme (perdana menteri yang mengincar tahta) dan Thibault (bapaknya Tristan). Angouleme gak kerasa jahatnya sih, seakan cuma jadi karakter pemanis aja. Beda dengan Thibault.

- Kualitas Terjemahan :
GOOD! No complain about this.

- What Makes This Series Promising :
Interaksi para tokoh : salah satu yang bikin betah baca novel ini ya perdebatan Cecile vs Tristan dan tingkah si kembar troll Vincent dan Victoria. Kalo Jensen konsisten menghadirkan suasana kayak gini sepanjang trilogi, minimal buku ini ngebetahin lah.

"Sebuah ruang-antara di tengah bayang-bayang dan cahaya. Makhluk seperti kami selalu mampu bergerak antardunia atau ke mana pun kami mau.
Seribu empat ratus tahun yang lalu, leluhurku tiba di tempat ini dan jatuh cinta dengan emasnya. Di ruang-antara itu terdapat dua kerajaan. Paman buyutku adalah Raja Musim Panas. Dia adalah Ratu Musim Dingin."
-Tristan-

Terus beberapa teka-teki yang disisakan seperti apakah sosok asli troll? Menurut Tristan, troll sebenarnya bukanlah troll. Manusia yang menyebut begitu dan mereka membiarkan saja. Kata Tristan, troll adalah versi terkutuk dari kaum aslinya. Saya pribadi sih menebak kalo Tristan aslinya peri/fairy. Menarik untuk diliat bener ato gak.

Juga...ada satu adegan yang bikin saya penasaran. Waktu Tristan dan Cecile lagi berduaan dan Cecile merasa ada angin dingin berbau es berhembus lalu dia mendengar bisikan misterius yang memperingatkan Tristan. Mengingat cerita Tristan tentang ratu musim dingin di dunia asalnya, mungkinkah Tristan sebenarnya sudah berinteraksi dengan kaum aslinya?
Atau...
suara misterius itu adalah Anushka, penyihir yang mengutuk kaum troll 5 abad lalu?

Fufufu...entahlah mana yang benar. Yang pasti, tampaknya Tristan masih menyimpan beberapa misteri.

Satu lagi : Anushka!
Bisa hidup selama 5 abad, pastilah dia bukan penyihir biasa. Saya cuma berharap sih, dia ternyata bukan anggota keluarga ato leluhurnya Cecile.
Yang pasti, ada alasan kenapa ramalan itu mengacu ke Cecile. Rasanya aneh kalo manusia biasa ujug-ujug diramalkan sebagai si pematah kutukan. Jadi saya rasa sih Cecile gak se-biasa itu.

Eh satu lagi deng: Momen terkuburnya Trollus.
Soal ini sepertinya akan dibahas lebih lanjut. Yang pasti, sejarah jatuhnya Trollus tampaknya gak sesimpel ada-penyihir-sakti-yang-mengutuk-Trollus-karena-muak-dengan-kekejaman-troll. Ada sesuatu yang lebih dalam sepertinya.

Tentu saja, semua di atas itu cuma tebakan sotoy aja. Saya sih berharap semua dugaan dan tebakan saya salah. Semoga Daniele Jensen bisa menyajikan twist yang lebih menarik dan gak terduga.

- What's The "Eugh" From This Book :
Aura Twilight!
Jadi gini, sepanjang ngebaca Stolen Songbird, saya dapat aura yang sama dengan Twilight.
Samanya di mana? Di bagian Cecile yang ngotot mau tetap bersama Tristan. Padahal Tristan udah berkali-kali bilang kalo Cecile lebih baik hidup tanpa dia.
Ya ampuuunnn....ini kan mirip banget ya dengan Bella yang tetap ngotot sama Edward? Iyyaa...miriiiipp banget.

"Aku mencintaimu, Tristan. Aku ingin di sini bersamamu."
"Seharusnya kualihkan perhatian para pengawalmu dan membiarkan Chris membawamu." "Dia menyukaimu - sudah sejak lama, kurasa. Dia akan menjadi suami yang baik. Kau bisa tinggal di pertanian dengan ladang-ladang gandum keemasan dam memiliki bayi-bayi berambut keemasan."

Satu lagi yang mirip : adanya tokoh Christophe (Jacob Black ala Stolen Songbird)
Sama kayak Jacob Black, Christophe juga teman Cecile yang udah lamaaaa naksir Cecile.
Daaaannn...Tristan juga mendorong supaya Cecile jadiannya sama Christophe aja (walo pun dia pedih melepas cecile #haish) karena Cecile akan lebih aman bersama Christophe!
Astaga dragooonnn, self sacrifice-nya Tristan itu bahkan  mirip dengan Edward.

- What I Hope Won't Be There :
Galaunya Cecile 

Satu hal yang bikin saya jenuh baca novel kategori YA dari genre apa pun dengan tokoh 2 pria dan 1 wanita adalah cinta segitiga,
Jangan salah, saya oke-oke aja sama plot cinta segitiga. What's the romance story without the love rival anyway?

Tapi kalo harus baca 1-2 buku yang isinya kebimbangan tokoh utama memilih di antara 2 cowok yang sama-sama keren, lovable dan layak dipilih yaaa....saya males!
Udah banyak banget YA yang kayak gini : Twilight (pionirnya ini sih!), Summers trilogy-nya Jenny Han, Delirium series-nya Lauren Oliver, bahkan cewek se-bad ass Katniss di Hunger Game aja masih galau soal ini.

Kejadiannya tuh lebih kurang : buku 1 pembaca diperkenalkan ke tiga tokohnya, lalu di buku 2 pembaca (maksudnya saya) disiksa baca kegalauan si cewek, membuat dunia fandom terpecah antara tim si cowok 1 ato tim cowok 2 (tim Peeta dan tim Gale anyone?), dan baru di buku ke-3 kegalauan si cewek berakhir. Pfffttt....boseeennn banget sama plot kayak gitu.
Pliiisss yaaaa Daniele Jensen, lebih kreatif lagi bikin konfliknya. I have hopes in you!

- Rating :
Sebenarnya kalo cuma melihat ide yang biasa aja, saya pengen kasi 2 bintang. Tapi...saya suka terjemahannya, suka covernya dan suka endingnya yang bikin penasaran itu.
Saya juga penasaran sama misteri/twist yang masih disimpan Jensen. Sejujurnya, saya menantikan banget buku keduanya. Jadi saya kasih 3 bintang deh.
Dan itu adalah rating tertinggi yang bisa saya kasih untuk buku pertama dari sebuah serial yang belum selesai saya baca.

Sunday, March 01, 2015

The Missing Piece Meets The Big O :Nasib Si Jomblo Versi Silverstein

Judul : The Missing Piece Meets The Big O
Penulis : Shel Silverstein
Penerbit : HarperCollins
Tahun Terbit : 2006
Format : Hardcover
Bahasa : Inggris
Status : Owned. Birthday gift.
Rating : 5 out of 5 stars

Saya bilang di awal aja ya kalo review ini bakal rada spoiler. Jadi silakan kalo mau baca ato nonton dulu videonya di Youtube. Silakan nyari sendiri videonya karena saya gak merasa perlu menambah dosa dengan menyebar versi bajakan youtube-nya di review ini.

Seperti buku Silverstein yang lain, buku ini menyentuh dalam kesederhanaannya. Artwork di buku-buku Silverstein emang selalu simpel dan bersih. Tapi cerita dan pesannya tak pernah sesimpel itu.

Missing Piece Meets The Big O pada dasarnya menceritakan tentang suatu kaum yang telah lama ada. Kaum yang sering jadi bahan candaan, celaan dan galauan #tsah. Yaitu kaum jomblo.


Bermula dari sepotong missing-piece yang merasa dirinya bagian dari sebuah lingkaran. Karena bentuknya yang segitiga seperti potongan kue itu, dia gak bisa menggelinding dengan bebas dan merasa dirinya gak lengkap. Makanya dia pengen nyari lingkaran yang merupakan bagian dari dirinya. Supaya dia ngerasa utuh dan gak jomblo lagi.


Tapi ini bukan perkara gampang, sodara-sodara!
Dia bertemu beberapa lingkaran-gak-utuh, tapi ukurannya gak pas. Ada yang cuma nerima dia sebentar, terus ditinggalin di pinggir jalan. Ada lagi lingkaran yang punya terlalu banyak missing piece. Ada juga beberapa lingkaran-tak-utuh yang sibuk mencari potongannya di tempat jauh sampe gak ngeh dengan keberadaan dia.

Bukannya si missing-piece ini gak berusaha meningkatkan pasarannya lho yaa.
Dia sudah berusaha kok menghias dirinya dengan bunga-bunga ato berdiri di bawah neon terang biar keliatan. Tapi apa daya, tetap aja keberadaannya bagaikan remah rempeyek di kaleng bekas biskuit khong guan : terlupakan dan gak penting.

Untunglah, pada akhirnya missing-piece ketemu pasangan yang cocok!!!
Apakah cerita selesai dan tokoh kita hidup bahagia selamanya? Ternyata kebahagiaannya cuma sementara. Karena mereka lalu gak cocok dan musti berpisah. Yaahh :(


Hingga akhirnya missing-piece bertemu Big O yang merasa dirinya utuh dan bahagia. Big O-lah yang mengajarkan kepada missing-piece bahwa dia gak mesti bersama yang lain untuk merasa utuh. Caranya? Baca aja deh sendiri. Biar saya gak terlalu spoiler.

Sebenarnya saya udah lama banget baca buku ini. Tapi baru tergerak mereview setelah baca postingan Cepi Sabre yang berjudul Jalan Tengah Jomblo Ala Jokowi. Di artikel tersebut, Cepi membahas tentang keputusan yang dibuat pak Presiden yang akan membuatnya berakhir menjomblo. Pertanyaannya, tipe jomblo yang manakah beliau?

Lah...emang jomblo ada tipenya?
Ternyata di dunia maya (ato setidaknya dunia maya versi Cepi Sabre) berkembang 2 teori jomblo yang sangat bertolak belakang.

Teori pertama dari Mbah Nyutz dalam tulisan yang berjudul Falsafah Erotisme : Akar Penyebab Jomblo Berkesinambungan. Dalam tulisannya, Mbah Nyutz berteori bahwa jomblo kronis berawal dari paham erotisme ala mak Erot yaitu paham melebih-lebihkan sesuatu. Paham ini melahirkan eskapisme (lari dari kenyataan). Dalam konteks kejombloan, itu berarti orang berusaha melupakan tetapi tidak berikhtiar menyelesaikan problem kesendirian.

Teori jomblo kedua berasal dari Harri Gieb yang menganggap jomblo adalah laku tauhid. Harri Gieb berpendapat layaknya tauhid, menjomblo adalah proses mencari tanpa maksud untuk mencapai hasil yang pasti selain kembali kepada Yang Esa. Proses mencari bagi seorang jomblo bukanlah proses untuk ‘mengetahui’ kemudian ‘mendapatkan’. Ia adalah proses untuk ‘menyadari’ kemudian ‘menjadi’.

Seperti halnya Jokowi, tokoh utama kita : si missing-piece, jelas tak termasuk kedua golongan ini. Dia sudah berikhtiar supaya gak sendiri. Dan walo pun usahanya gagal, minimal dia tak mencari justifikasi atas status jomblonya.
Missing-piece juga tidak pernah menganggap kejombloannya sebagai jalan tauhid. Bagi missing-piece, proses pencariannya bermula karena dia 'mengetahui' dia gak lengkap, dan karenanya berharap dia akan 'mendapatkan' pelengkap. Sampe akhir pun, missing-piece tidak berpikir bahwa dia ditakdirkan 'menjadi' jomblo.

Maka Cepi Sabre datang dengan solusi untuk menjadikan jomblo sebagai jalan tengah.
Bedanya, Jokowi menjadikan jomblo sebagai jalan tengah ketika menyadari bahwa dirinya tidak bisa memuaskan semua orang. Missing-piece justru mengambil jomblo sebagai jalan tengah karena sadar bahwa tak ada (ato setidaknya belum ada) pihak yang bisa memuaskan dia (wait...ini alasan yang berbeda kan? XD)

Well...apapun alasannnya, menjomblo sebagai jalan tengah sesungguhnya hanyalah penegasan takdir eksistensi kita yang pada hakikatnya tidak bisa memuaskan semua orang dan belum tentu juga bisa dipuaskan oleh seseorang (nah lho!). So we just gotta do all we can and let others judge whether it's up to their standar or not.
Take it or leave it! And fuck if they leave it! :))

Masih menurut Cepi Sabre, walau tidak menjadi tujuan tapi menjomblo sebagai jalan tengah toh masih bisa membuat kita berjalan dengan kepala tegak. Paling-paling cuma Penyair Chairil Anwar dari kuburnya di Karet Bivak yang akan meneriaki kita:
“Mampus kau dikoyak-koyak sepi!” 

Sebuah pendapat yang cuma bisa saya setujui setengah awalnya saja.
Karena sepi tidak selalu harus hadir saat jomblo/sendiri. Buktinya Once yang mantan vokalis Dewa 19 itu bisa bilang di keramaian dia masih merasa sepi.
Dan pastinya, kesendirian tidak selalu melahirkan sepi. Minimal Shel Silverstein telah membuktikan hal ini dengan ending kisah The Missing Piece Meet The Big O.

Moral of the book: A healthy and lasting relationship consists of two whole individuals


Diikutkan dalam #ReviewMaret @momo_DM @danissyamra @ridoarbain di https://bianglalakata.wordpress.com/2015/03/03/reviewmaret-ayo-me-review-buku-fiksi/